Laporan : Muthi Haura
Mengunjungi Kebun Anggur Pung Grape di Pekanbaru
RIAU ONLINE, PEKANBARU-Menyusuri jalanan Tuah Karya Ujung Kelurahan Tuah Madani, sebuah rumah besar bercat abu-abu dengan gaya modern menarik perhatian.
Yusuf Siregar si pemilik rumah, menyambut dengan ramah. Lelaki separuh baya yang mengenakan kaus hitam berlengan panjang dipadukan celana abu-abu itu tertawa sumbringah.
Di sisi sebelah kiri rumah Yusuf, tampak pohon-pohon anggur tumbuh subur di atas tanah seluas tanah 3 x 9 meter.
Anggur-anggur berbagai warna menjuntai indah seakan meminta untuk dipetik.
Kebun anggur mini milik Yusuf ini dinamakan Kebun Anggur Pung Grape. Nama Pung Grape sendiri, diambil dari panggilan Yusuf yang biasa disapa ‘opung’.
Yusuf bercerita bahwa kebun anggur ini bermula dari hobinya yang memang pada dasarnya suka bertanam.
Kebun Anggur Pung Grape sendiripun sudah berdiri sejak satu setengah tahun lalu. Dalam proses penanaman anggur, banyak sekali suka duka yang dialami lelaki yang masih bekerja di Surya Dumai ini.
Salah satu dukanya adalah mulai dari mendapatkan bibit anggur yang susah di Pekanbaru, akhirnya harus mencari keluar Sumatera.
Saat bibit itu sampai di Pekanbaru, malah patah. Setelah ditanam, banyak juga kendala-kendala saat merawatnya.
Kebun Anggur Yusuf Siregar
Selain itu, curah hujan tentu saja juga mempengaruhi perkembangan pohon-pohon anggur. “Ditambah lagi hamanya. Memang harus telaten dalam perawatannya,” kata Yusuf.
Sembari menyandarkan punggungnya ke kursi, Yusuf kembali melanjutkan cerita. Awal mula dirinya tertarik menanam anggur ini, karna beberapa alasan.
Pertama, Yusuf merasa tertantang untuk bisa membuktikan bahwa anggur yang sulit hidup di Pekanbaru, ternyata dapat hidup dan berbuah.
Kedua, anggur memiliki nilai estetika yang akan menimbulkan kepuasan bagi pemiliknya. Yang ketiga, ada impian untuk membangun kebun anggur bersama Pemerintah Kota. “Sebelum membangun kebun anggur, dibuktikan dulu sendiri di rumah,” ujarnya sambil tertawa.
Alasan keempat adalah, ia ingin, buah-buahan di Pekanbaru tidak hanya didapatkan dari luar daerah. Alangkah bagusnya kalau semuanya dari Riau sendiri.
Sembari berkeliling mengelilingi Kebun Anggur Pung Grape, Yusuf menjelaskan konsep menanam anggur yang pernah ia coba. Konsep pertama, tergantung selera dan posisi dimana lokasi tempat menanamnya.
Konsep kedua, menanam di polybag, tapi memang hasil produksinya tidak bisa maksimum. Konsep keempat, ditanah.
Jika tanahnya sempit, misalnya berukuran 2 x 9, dibikin teralis. Teralis sendiri artinya naik ke atas dan tidak tumbang kesamping. “Kuncinya, yang penting cahaya matahari tetap masuk,” terang Yusuf.
Konsep ketiga memakai para-para. Para-para sendiri dibuat seperti naungan setinggi dua meter. Di atas para-para, Yusuf meletakkan atap Ultra Violet (UV) agar menghindari curah hujan yang tinggi.
Seperti yang diketahui, di negara asalnya, tanaman yang tergolong ke dalam keluarga Vitaceae ini sangat susah hidup bila terkena curah hujan.
Jika sehari dua hari ketimpa hujan, masih aman. Tapi jika hampir semingguan terkena hujan, buah-buah yang dihasilkan akan pecah.
Selain itu, kalau bunganya mekar, ketimpa hujan, maka akan rontok.
Untuk media tanam yang digunakan seperti media tanam median tanam lainnya, pupuk, tanah, dan sekam dengan metode pemangkasan.
Metode pemangkasan sendiri terbagi dalam dua jenis, yakni pemangkasan pemeliharaan dan pemangkasan pembuahan.
Pemangkasan pemeliharaan dilakukan saat tanaman anggur berusia dua bulan, hal ini dilakukan untuk membuang tunas-tunas liar yang tidak diinginkan.
Sedangkan pemangkasan pembuahan dilakukan saat tanaman anggur berusia enam bulan ke atas.
Yusuf bersemangat bercerita terkait kebun anggurnya. Sesekali lelaki yang memiliki prinsip berpikir positif dan optimis itu tersenyum ramah.
Yusuf welcome jika ada yang ingin berkunjung ke Kebun Anggur Pung Grape miliknya.
Bisa datang langsung ke Jalan Tuah Karya Ujung Kelurahan Tuah Madani Kecamatan Tampan Pekanbaru atau bisa juga menghubungi terlebih dahulu ke nomor 0813-7255-8556 dan 0823-88-98-9933.
Yusuf juga berharap agar kedepannya, kampung anggur benar-benar terealisasikan.
“Semoga kedepannya, buah-buahan nggak import lagi dari luar,” tutup Yusuf.