RIAU ONLINE, PEKANBARU - Uji coba penggunaan Jalan Tol Pekanbaru-Dumai Seksi I menghubungkan antara Muara Fajar dengan Simpang Perawang, Kabupaten Siak, sepanjang 9,5 kilometer, Senin, 23 Desember 2019, menjadi daya tarik tersendiri bagi warga Riau.
Hari ini, Rabu, 25 Desember 2019, saat libur Perayaan Natal, ribuan warga Riau menjajal jalan tol tersebut yang dibangun oleh BUMN Konstruksi, PT Hutama Karya.
Tercatat, sejak Senin hingga kemarin, Selasa, 24 Desember 2019, sedikitnya 4.600 kendaraan Golongan I hilir mudik merasakan halusnya aspal baru tol, kemudian diberi nama Permai (Pekanbaru Dumai).
"Tercatat kendaraan yang lewat kemarin, 24 Desember 2019, sekitar 4.600 kendaraan kecil Golongan 1. Dari pukul 08.00-16.00 WIB,” kata Manager Legal PT Hutama Karya, Chandra.
Dengan dibukanya Seksi I dari total VI seksi tengah dibangun, masyarakat antusias menjajal tol pertama di Bumi Melayu itu. Tingginya antusias tersebut tak lepas dari kebijakan diambil HK dengan menggratiskan penggunaan jalan tol tersebut.
Chandra menjelaskan, bagi masyarakat ingin mencoba menjajal ruas jalan tol dari Pekanbaru menuju Simpang Perawang-Minas, diminta agar berhati-hati dan mengikuti seluruh aturan dan rambu-rambu.
Ia meminta jangan memacu kendaraan melebihi kecepatan maksimal 60 km/jam. Selain itu, menyiapkan kartu e-Money/e-Toll untuk membuka plang di gerbang, meski gratis.
HK menggratiskan penggunaan jalan tol hingga 2 Januari 2020 mendatang. Selanjutnya, HK akan kembali menutup jalan tol Seksi I guna melanjutkan pembangunan lima seksi lainnya ditargetkan rampung Maret 2020.
Pembangunan jalan tol pertama di Riau itu dibagi menjadi enam seksi. Dengan selesainya Seksi I dan pembebasan lahan yang cepat serta dukungan, dari pemerintah daerah serta masyarakat, Hutama Karya optimis jika pembangunan jalan tol Pekanbaru-Dumai sepanjang 131 kilometer selesai Maret 2020 mendatang.
Tidak hanya hanya membangun fisik jalan tol saja, Hutama Karya juga membangun enam perlintasan gajah, tepatnya di Seksi IV, hubungkan Kandis Utara dan Duri Selatan.
Tiap perlintasan gajah, Hutama Karya membangun terowongan selebar 25 meter. Terowongan itu akan menjadi jalur gajah melintas. Ini kolaborasi antara BUMN itu dengan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau.
Perlintasan gajah nantinya setelah rampung, akan dinaturalisasi, dikembalikan seperti semula, ditanami tanaman disukai oleh gajah.