KETUA Umum Pemuda Muhammadiyah, Sunanto, saat melihat jenazah Randi, mahasiswa Universitas Haluoleo yang meninggal akibat tembakan polisi, Kamis, 26 September 2019, di Kendari.
(RIAUONLINE.CO.ID/ISTIMEWA)
RIAU ONLINE, PEKANBARU - Wakil Ketua Pemuda Muhammadiyah Riau, Infa Wilindaya mengingatkan kepolisian agar tidak melindungi anggotanya yang terbukti melakukan penembakan kepada mahasiswa di Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra).
Seorang kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Kendari, Sultra, meninggal dunia usai dadanya ditembus peluru saat aksi, Kamis, 26 September 2019.
"Kita mengutuk keras aksi represif aparat (Kepolisian), apalagi ini dalam rangka menyuarakan aspirasi. Sah saja kalau kita menyuarakan aspirasi di negara demokrasi ini," kata Infa, Jumat, 27 September 2019.
Berdasarkan instruksi Ketua PP Pemuda Muhammadiyah Sunanto, tuturnya, Muhammadiyah akan memberi dua bentuk pendampingan, hukum dan medis.
"Pertama secara medis, berupa visum dan kedua secara hukum mengawal kasus ini. Kita mau menegakkan keadilan untuk Randy, pendampingan ini langsung diawasi pusat," tuturnya.
Infa memastikan, Angkatan Muda Muhammadiyah tidak akan tinggal diam terhadap kasus ini, sama seperti saat kader Muhammadiyah, Siyono, meninggal dunia dalam perjalanan saat dibawa polisi.
Siyono saat itu meninggal dunia saat dibawa Densus 88 karena diduga terlibat jaringan teroris.
"Angkatan Muda Muhammadiyah akan melakukan aksi-aksi untuk menuntut keadilan terhadap Randi, kita meminta keterbukaan kasus. Kepolisian jangan melindungi (anggota) ini," tambahnya.
"Kalau ini tak selesai, maka dikhawatirkan akan lebih banyak aksi lagi," tambahnya lagi.
Untuk di Riau sendiri, rencana aksi solidaritas masih dalam rapat pembahasan karena aksi akan melibatkan semua elemen, mulai Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Pemuda Muhammadiyah, Nahdlatul Aisyiyah dan elemen lainnya.
"Tapi kami tetap mengimbau agar semua pihak menahan diri, jangan sampai keadaan makin runyam," tutupnya.
Sebelumnya, Ketua Tim Dokter Forensik RSUD Kendari, dr Raja Al Fatih Widya Iswara, memastikan, mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Halu Oleo Kendari, Randi (21), tewas akibat tertembak peluru tajam.
Berdasarkan hasil otopsi dilakukan tim gabungan dokter terhadap jenazah korban, Randi terkena peluru tajam di bagian ketiak sebelah kiri tembus ke dada kanannya.
"Tidak kami temukan selongsong peluru, tapi ditembak dengan senjata api. Terkena pembungkus jantung dan paru-paru sebelah kanan dan sebelah kiri, hingga mengalami pendarahan," kata Raja, di RS Bahteramas.