Rekor, Senin Pagi Jarak Pandang di Pekanbaru Tinggal 1.500 Meter

Asap-Selimuti-Jembatan-Siak-IV.jpg
(RIAUONLINE.CO.ID/WIDIARSO)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Rekor. Selama empat tahun terakhir, hari inilah, Senin, 5 Agustus 2019, tercipta rekor jarak pandang terpendek. 

Berdasarkan data Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geoifisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru, jarak pandang Senin pagi hanya menyisakan 1.500 meter dengan kualitas udara berdasarkan aplikasi Air Visual di angka 178 atau tidak sehat. 

Widiarso, pegawai sebuah universitas di Riau mengatakan, saat ia hendak ke kampus untuk bekerja, jarak pandang sangat terbatas. Bahkan jembatan Siak IV dengan ketinggian mencapai ratusan meter, sama sekali tak terlihat. 

"Jembatan Siak IV selama ini terlihat, namun hari ini, tertutup kabut asap pembakaran lahan," kata Widiarso. 



Sementara, warga Simpang Tiga, Ainur mengatakan, ia kaget saat mencium bau gambut masuk melalui ventilasi rumahnya, usai Salat Subuh. 

"Pagi-pagi dari ventilasi rumah tercium bau gambut sisa karhutla. Sakit hidung saya," ungkap Rafiq, warga Pekanbaru. 

BMKG juga mencatat di Riau tercatat 33 titik panas. Dari jumlah tersebut, 19 di antaranya merupakan titik api dengan level confidence di atas 70 persen atau positif terbakar. 

"Perinciannya, Kabupaten Kepulauan Meranti 2 titik, Rokan Hilir 2, Hilir 2, Indragiri Hulu 2, Siak 6 dan Indragiri Hilir 8," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, Edwar Sanger. 

Edwar menjelaskan, sepanjang seharian kemarin, Minggu, 4 Agustus 2019, helikopter hilir-mudik padamkan api di tiga kabupaten dominan gambut wilayahnya. Ketiga kabupaten tersebut, Pelalawan, Siak, dan Indragiri Hilir (Inhil).