RIAU ONLINE, PEKANBARU - Pemilik akun Twitter @ardi_riau, Masril Ardi, bernapas lega. Pasalnya, video diunggahnya berisikan aksi pemukulan membabi-buta diduga dilakukan anggota kepolisian terhadap seorang laki-laki di sekitar Masjid Al Huda, Jalan Kampung Bali XXXIII, Tanah Abang, Jakarta Pusat, sempat dicap sebagai video hoax.
Padahal, ia memegang prinsip, tak akan menyebarkan foto dan video hoax ke ranah publik. Tak hanya dianggap hoax, Masril secara eksklusif ke RIAUONLINE.CO.ID menceritakan, ia sempat diancam akan dilaporkan ke Polisi karena menyebarkan video hoax.
Malahan video yang ia peroleh itu dianggap warganet kejadiannya di Thailand, bukan di Indonesia. Apalagi terkait kerusuhan 22 Mei 2019 silam.
"Sudah lama saya dapat videonya, tapi saya simpan dulu saja. Saat saya sudah tahu tentang kebenarannya baru saya share di Twitter," ungkap Masril, Jumat, 24 Mei 2019.
Anak Pekanbaru, Riau ini menjelaskan, video itu ia peroleh dari seorang temannya di media sosial Facebook. Kemudian Masril mencoba menelusuri kebenaran video tersebut hingga akhirnya ia memberanikan diri mengunggahnya ke akun Twitter miliknya dengan followers hingga 74 ribu lebih.
Dalam waktu sekejap, video pemukulan puluhan anggota polisi terhadap seorang laki-laki kemudian menjadi viral sejak Jumat pagi ini.
"Sempat di ras (report as spam) ramai-ramai dan sempat hilang videonya, tapi saya upload lagi," tuturnya.
Video berdurasi 42 detik itu diunggah oleh Masril Ardi di akun miliknya, @ardi_riau atau atas nama Putra Melayu. Diduga, kelompok pengeroyok tersebut adalah aparat kepolisian sedang berjaga di lokasi sekitar kerusuhan 22 Mei, gedung Bawaslu.
Masril menuliskan narasi video pengeroyokan tersebut, sebagai berikut:
"Pakaian yang kau pakai, senjata yang kau tenteng, rotan yang kau pakai untuk memukul, itu semua di beli dari uang rakyat, yang dikumpulkan dari pajak, kemana hati nurani mu wahai aparat berseragam uang rakyat?"
Hingga Jumat malam, video tersebut sudah ditonton lebih dari 428 ribu penayangan, dibagikan sebanyak 6.900 kali dan dikomentari hingga 4.152 warganet.