RIAU ONLINE, PEKANBARU - Pengamat Politik dari Universitas Riau, Adlin menilai bukan karena program PKS 8 yang membuat Partai Keadilan Sejahtera menugguli rival-rivalnya. Namun ada faktor berbeda membuat mereka menang di daerah maupun secara nasional.
PKS meluncurkan program PKS 8 dengan kepanjangan P yang berarti Perlindungan Ulama, K ialah Kendaraan Bermotor Bebas Pajak, S adalah SIM Seumur Hidup dan 8 adalah pendapatan masyarakat dibawah 8 juta akan bebas pajak.
Mereka (PKS Riau) berani buka suara lantaran di DPR RI mendapatkan 3 kursi, DPR RI dapil Riau II 2 kursi sehingga total ada 5 utusan Riau yang akan akan duduk di Senayan.
" Bukan karena itu saya pikir, tapi ada yang lain," sebutnya, Senin, 22 April 2019.
Pertama Adlin katakan bahwa partai dakwah ini memanfaatkan momen dari gencarnya rakyat Riau yang menginginkan perubahan terutama mengganti kepala pemerintahaan saat ini yang dipegang Joko Widodo.
"Saya lihat PKS ini mendapatkan keuntungan dengan mendukung Prabowo. Sebenarnya masyarakat itu memang banyak yang mau ganti presiden. Kebetulan saja PKS sendiri yang paling kencang yang menyuarakan itu. Itu sejalan dengan perolehan suara mereka di Riau," sebutnya.
Selanjutnya, suara yang banyak di kubu partai islam lain seperti Partai Bulan Bintang dan Partai Persatuan Pembangunan berpindah lantaran dua partai ini gonjang ganjing.
Seperti Ketum PPP, Romahurmuziy ditangkap KPK lantaran OTT berkaitan dengan pengisian jabatan di Kementerian Agama (Kemenag) untuk wilayah pusat dan daerah.
Belum lagi pernyataan resmi dari pentolan Partai Bulan Bintang, Yusril Ihza Mahendra secara resmi menyatakan sikap mendukung pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin dalam Pemilihan Presiden 2019 silam.
" Masyarakat juga masih berharap banyak dari PBB alternatif dari partai Islam selain PKS dan PBB. PBB ini kan juga alternatif juga, orang masih banyak yang rindu dengan Masyumi. Karena mereka seperti itu jadinya suara pindah ke PKS karena tidak ada alternatif lain, " imbuhnya.
" Itu juga sudah diteliti oleh Anis Baswedan melalui desertasinya bahwa pemilih Islam itu tidak mungkin mau berpindah ke partai sekuler. Mungkinnya itu pindah ke partai Islam," jelasnya.
Selain itu, PKS juga sudah sangat pintar dengan memilih tokoh masyarakat untuk diangkat menjadi kadernya meskipun dengan waktu yang cukup lama.
Untuk Riau saja ada tokoh masyarakat Kampar, khairul Aidi, tokoh FPI, Ade Hasibuan, tokoh masyarakat Kuansing, Afnil Rauf dan Suhendro yang sudah dikenal masyarakat.
"PKS juga strateginya mantap. Mereka merekrut kader dengan memiliki basis masa. Artinya memanfaatkan momen dari tokoh lokal yang berpengaruh. Tapi kalau program itu (PKS 8) tidak terlalu saya rasa. Karena program itu juga harus mendapatkan dukungan dari partai lain," tutupnya.