Cerita Satgas Pemadam Kesulitan Padamkan Api di Lahan Gambut

Manggala-Agni-Riau-memadamkan-karhutla.jpg
(Istimewa)

RIAUONLINE, PEKANBARU - Satuan tugas pemadam kebakaran hutan dan lahan di sejumlah wilayah Riau mengalami kesulitan padamkan api. Musim panas disertai angin kencang terutama di wilayah pesisir timur seperti Rupat, Dumai dan Meranti membuat api cepat meluas. Api yang sudah padam, kembali menyala.


"Kemarin sudah berhasil padam tapi timbul lagi, beberapa titik, " kata Kepala Manggala Agni Daerah Operasi Dumai, Jusman, Kamis, 7 Maret 2019.


Dumai merupakan salah satu daerah terbanyak menyumbang titik api sejak awal Januari 2019. Sejumlah titik api kata Jusman, sebenarnya sudah padam dua hari lalu, namun api kembali muncul terutama di wilayah bergambut sehingga Satgas pemadam gabungan hingga kini masih bersiaga di lokasi kebakaran.


"Titik api banyak yang muncul lagi, tapi kecil-kecil. Ini tidak bisa dibiarkan dan harus segera dipadamkan," kata dia. Terlebih wilayah Dumai sejak sepekan tidak pernah turun hujan, sehingga titik api kembali muncul di bekas lahan terbakar seperti di kawasan Batu Bintan, Batrem dan Dumai Baru.


Jusman mengaku lebih khawatir dengan kondisi di Pulau Rupat. Meski sempat padam di bantu hujan, namun sejak beberapa hari justru dilanda musim panas. Rupat menjadi perhatian lebih Satgas pemadam karena menjadi kawasan terluas mengalami kebakaran mencapai lebih dari 900 hektare. Kebakaran lahan di Rupat sempat berdampak pada kabut asap ke wilayah Dumai dengan indeks standar pencemaran udara mendekati level tidak sehat.




""Kami lebih kwatirkan Rupat yang saat ini tidak turun hujan," tuturnya.


Kebakaran lahan di Rupat sebelumnya sempat mengganggu aktivitas masyarakat akibat kabut asap. Bahkan beberapa sekolah terpaksa di liburkan.


"Api saat ini sudah padam, tapi kabut asap tipis masih ada sisa pendinginan, aktivitas masyarakat sudah pulih seperti biasa," kata Camat Rupat, Hanafi melalui seluler.


Kebakaran lahan di wilayah Meranti hingga kini masih membara. Kepala Badan Penaggulangan Bencana Daerah Meranti Edy Afrizal mengatakan, titik api cukup luas terjadi di Desa Gayung Kiri, Desa Sokop dan Desa Tanjung Peranap.


"Di sokop dan Tanjung Peranap tinggal pendinginan, kebakaran kini tersisa di Gayung Kiri," jelasnya.


Edy mengaku pemadaman sulit dilakukan karena titik api sulit di tempuh, musim panas yang melanda daerah itu membuat sumber air sulit ditemukan. "Kami terpaksa menggali embung untuk sumber air," ujarnya.


Edy mengaku pemadaman api di Meranti juga dibantu helikopter waterbombing melalui udara. "Kami belum menghitung berapa luas lahan terbakar karena masih sibuk memadamkan api," tukasnya.


Asap kiriman sisa kebakaran hutan dan lahan di Meranti mengganggu kualitas udara di Pekanbaru. Hingga kini, Pekanbaru diselimuti asap titip kiriman dari Meranti.


Badan Penanggulangan Bencana Daerah Riau mencatat luas lahan terbakar di sejumlah wilayah Riau mencapai 1.447,16 hektare, kebakaran paling luas terjadi di Rupat, Bengkalis mencapai 912,5 hektare, disusul Rokan Hilir 218 hektare, Dumai 96,5 hektare dan Siak 96, 5 hektare. Sementara luas lahan di Meranti belum dapat dipantau.