(Hasbullah)
Kamis, 21 Februari 2019 10:18 WIB
(Hasbullah)
RIAUONLINE, PEKANBARU - Sampah memang menjadi permasalahan setiap orang, sebab setiap harinya selalu ada sampah yang dihasilkan, namun tak semuanya bisa menyikapi sampah ini dengan kurang bijak yakni dengan cara dibakar.
Salah satunya mahasiswa fakultas Hukum dan Syariah UIN Suska Riau Salman Hidayatullah, pria yang tinggal di kawasan Panam ini memilih membakar sampah yang setiap harinya ia kumpulkan.
Tak hanya sampah rumah tangga saja yang ia bakar, namun juga sampah organik dari dedaunan pohon yang berada di depan kost-nya. Sampah-sampah inilah yang ia bakar hampir setiap harinya.
Diakui Salman, dirinya tidak mengetahui apa dampak dari asap sampah yang setiap pagi ia bakar ini, karena selama ini belum ada sosialisasi dari pihak dinas maupun LSM.
" Saya sering bakar sampah rumah karna sering membersihkan sampah disekeliling rumah, jika bertumpuk maka akan kotor, saya juga tidak terlalu paham bahaya membakar sampah ini sebab sosialisasi tentang bahaya pembakaran sampah organik dan non organik saya tidak paham," katanya.
Baca Juga
Namun, dikatakan mahasiswa asal Tembilahan ini, dirinya baru mulai membakar sampai sejak 2018 lalu karena truk pengangkut sampah tidak terlihat lagi di komplek perumahannya.
Diceritakan Salman, dulu saat masih ada truk pengangkut yang lewat disini, dirinya wajib membayar iuran sebesar Rp 15.000 setiap bulan.
Salman menuturkan, dirinya tidak tahu truk tersebut milik dinas atau swasta.
"Sekali berapa hari lah, kami letak sampah di depan pagar, tapi sekarang sama sekali gak lewat, makanya kami bakar saja daripada bertumpuk," tukasnya.
Kedepannya Salman berharap ada sosialisasi dan pemungutan sampah yang lebih terkoordinir oleh pemerintah sehingga masyarakat bisa nyaman tinggal di rumah.