LAPORAN: SIGIT EKA YUNANDA
RIAU ONLINE, PEKANBARU - Perkembangan teknologi khususnya bidang informasi dan komunikasi saat ini sangat mempercepat proses globalisasi. Kini, batas-batas dan ciri khas suatu bangsa dan negara sudah semakin kabur dan membaur ke dalam sebuah budaya global, budaya populer-temporer. Terutama generasi millenials yang terpapar teknologi secara masif tentu semakin jauh dengan budaya asli Indonesia bahkan mungkin beberapa merasa bahwa budaya Indonesia adalah sesuatu yang kuno.
Melihat hal tersebut, Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Riau (UNRI) merasa perlu untuk memberi nilai dan pemahaman baru budaya Indonesia kepada para Millenials.
"Hari ini budaya dianggap kuno dan ga relevan dengan zaman, padahal kalo dikelola dengan baik banyak loh produk budaya yang keren bahkan bisa jadi trend," ujar Bendahara Kegiatan Dea Folzen yang ditemui di Kampus UNRI, Sabtu, 17 November 2018.
Berawal dari keinginan tersebut maka diinisiasilah sebuah kegiatan bertajuk Communication Vibes (Comvibes) 2018 guna mengenalkan kembali serta mengasosiasikan budaya asli Indonesia dengan budaya populer sekarang.
Kegiatan ini sendiri akan dihelat di pusat perbelanjaan Living World Pekanbaru pada tanggal 1-2 Desember 2018 mendatang. Beberapa agenda yang akan dilaksanakan antara lain kompetisi dengan tema sentral Budaya Indonesia antara lain Fashion Show, Stand Up Comedy, Photo Contest, Video Contest, dan Dance Cover.
Selain itu Talkshow Pemuda Millenials yang menghadirkan Content Creator Riau untuk berbagi pengalaman serta tips dan trik berkreasi dengan tetap mempertahankan budaya juga akan menjadi salah satu kegiatan utama Comvibes 2018.
Lebih lanjut kedepannya diharapkan kegiatan ini dapat dilanjutkan dan menjadi kegiatan tahunan serta menjadi ciri khas Jurusan Ilmu Komunikasi dalam memaknai peran pemuda dan mahasiswa sebagai agen penjaga nilai-nilai sosial budaya
"Kami berharap kedepannya melalui kegiatan ini anak-anak muda yang berpartisipasi atau yang menghadiri dapat menumbuhkan kesadaran cinta terhadap budaya . Kami ingin budaya-budaya ini dipandang dekat dengan keseharian masyarakat modern dan ternyata anak muda banget, sehingga pemahaman Budaya Indonesia yang Kuno itu bisa dihilangkan," tandas Dea Folzen.