RIAU ONLINE, PEKANBARU - Kepala Biro Administrasi Pemerintahan dan Otonomi Daerah Setdaprov Riau, Sudarman pesimis bahwa konflik antara petani dari desa Batang Kumu, kecamatan Tambusai, kabupaten Rokan Hulu (Rohul) dengan pekerja dari PT Mazuma Agro Indonesia (MAI) merupakan persoalan tapal batas.
"Saya tidak yakin juga kalau konflik itu persoalannya tapal batas," katanya di halaman kantor gubernur Riau, Selasa, 15 Agustus 2018.
Tambahnya, akibat tewasnya sekuriti perusahaan dan dua orang luka-luka, konflik itu kemudian malah dikait-kaitkan dengan isu antar tapal batas.
"Bisa saja kan kalau pertikaian itu malah langsung dikait-kaitkan dengan tapal batas. Ya kan," tegasnya.
Sudarman kembali mengatakan bahwa untuk soal kebenaran tapal batas baru akan diketahui setelah keputusannya langsung diserahkan oleh menteri dalam negeri pada bulan September mendatang.
"Nanti tanggal 9 September baru akan diserahkan untuk titik kordinatnya. Disitu baru kita akan tahu seperti apa. Makanya nanti setelah itu, baru akan kita sampaikan ke gubernur," tegasnya.
Bentrok antara petani asal Rohul dengan pekerja PT. MAI terjadi pada Selasa, 14 Agustus 2018. Kejadian itu mengakibatkan satu orang sekuriti perusahaan tewas dan dua orang luka-luka.
Peristiwa yang menggegerkan itu bermula dari ratusan petani melakukan panen kelapa sawit di perbatasan antara Riau dengan Sumatera Utara yang mendapatkan perlawanan dari pihak sekuriti dan karyawan PT MAI.