RIAU ONLINE, PEKANBARU - Vice President Corporate Communications GO-JEK, Michael Say tak bergeming dengan keputusan menurunkan angka insentif mitranya.
Ia beralasan, keputusan menurunkan insentif dari mitra pengemudinya merupakan bentuk dari penyelamatan mitranya untuk mampu bersaing di lapangan.
Pembelaannya itu buntut dari aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh para mitra pengemudi mereka yang berimbas hingga ke provinsi Riau. Insentif sebesar Rp 220 ribu malah turun menjadi Rp 90 ribu dan belum termasuk potongan 20 persen.
"Terkait masalah itu kami sudah pernah berkomentar bahwa yang kami lakukan ini ialah untuk menjaga pendapatan mitra agar bisa berkompetisi dengan baik. tugas kami sebagai aplikator terus memberikan pendapatan dan menciptakan demand dipasaran," katanya di Grand Suka Hotel, Kamis, 9 Agustus 2018.
Selain itu, dirinya menambahkan bahwa turunnya insentif dari mitranya itu merupakan bentuk agar perusahaan bisa tetap eksis dan mampu menjaga perusahaan agar tetap terus berjalan.
"Kami melihat ada tiga pilar utama dalam perusahaan. Pertama keberlangsungan hidup mitra kami. Yang kedua sisi demand atau customer. Dan yang terakhir keberlangsungan perusahaan. Ini semua untuk menjaga keberlangsungan bisnis kami," tegasnya.
Meskipun telah memangkas insentif dari para mitranya, Michael beralasan bahwa GO-JEK telah melakukan upaya untuk membantu para mitra dalam menekan pengeluaran operasional dengan cara menghadirkan berbagai macam inisiatif dalam meringankan pengeluaran sehari-hari.
Selain itu, GO-JEK juga membantu mitranya untuk memecahkan permasalahan seperti pengeluaran sehari-hari, perlindungan sampai membantu merencanakan masa depan untuk yang lebih baik lagi melalui program swadaya GO-JEK sejak dua tahun lalu.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE
Follow Twitter @red_riauonline
Subscribe Channel Youtube Riau Online,
Follow Instagram riauonline.co.id