RIAU ONLINE, PEKANBARU - Seiring banyaknya pengguna media sosial di Indonesia, makin deras pula informasi yang berkembang di internet. Bahkan, akun media sosial terkadang dibajak dan dimanfaatkan untuk menyebar berita palsu atau hoaks.
Kondisi ini diperparah dengan disebarkannya informasi atau berita tanpa adanya verifikasi terkait kebenaran berita atau sebuah informasi tersebut.
Aliansi Jurnalis Independen (AJI) bekerjasama dengan Internews dan Google News Initiative menggelar halfday basic workshop untuk memberantas hoaks.
Ketua AJI Pekanbaru, Firman Agus menjelaskan, workshop ini membahas mendeteksi berita palsu, hoaks atau misinformasi, serta bagaimana menjaga diri di dunia digital yang sehat dan aman.
"Workshop ini diperuntukkan untuk masyarakat umum, pegiat NGO, mahasiswa, akademisi, dan lainnya," ungkap Firman, Rabu, 1 Agustus 2018.
Dalam workshop ini, kata Firman, peserta akan diajak untuk mengumpulkan data fake news maupun hoaks untuk dilaporkan ke website Mafindo https://www.turnbackhoax.id/lapor-hoax/.
Menurut dia, workshop ini bertujuan untuk membangun kesadaran publik atas pentingnya verifikasi dan fact-checking kepada semua informasi yang diperoleh di Internet. Berbagi praktik terbaik dalam pengamanan diri di dunia digital dan verifikasi informasi. Mengampanyekan program Google News Lab Training Networks yang sedang dijalankan.
"Workshop ini akan dilaksanakan pada Jumat tanggal 3 Agustus di Fave Hotel Jalan Pinang, Pekanbaru. Panitia akan menghadirkan dua trainer yang tersertfikasi oleh Google News Initiative, untuk memberikan pelatihan mengenai pengamanan diri di dunia digital dan bagaimana meningkatkan pemahaman terhadap berita yang belum terverifikasi di dunia maya," jelas Firman.
Selanjutnya, terang Firman, akan digelar pula training untuk jurnalis di berbagai daerah di Indonesia, termasuk Pekanbaru. Di training ini, peserta akan diasah keterampilannya dalam memanfaatkan sejumlah tools di internet, guna melakukan verifikasi online atas beragam informasi yang tidak jelas kebenarannya yang banyak beredar di dunia maya (false news, fake news, hoaks).
"Para peserta akan belajar beberapa materi yang bersifat teknis mengenai kebersihan data digital (digital hygiene), analisa dasar atas informasi, pencarian dan penelusuran data, serta beragam tools yang bisa digunakan untuk melakukan investigasi secara online," sebut Firman.
Menurut Firman, para jurnalis diperkenalkan lebih dalam dengan berbagai alat yang dimiliki Google News Initiative. "Melalui pelatihan ini peserta diharapkan dapat memanfaatkan berbagai jenis tools bermanfaat tersebut dalam kerja jurnalistiknya," ujarnya.
Dia berharap, jurnalis mampu melakukan analisa dasar seperti pencarian serta penelusuran data informasi menggunakan tools yang dimiliki Google News Initiative. "Berbagi praktik terbaik dan membangun kapasitas di kalangan jurnalis untuk melakukan verifikasi online terhadap informasi yang belum jelas kebenarannya. Membangun mekanisme keamanan bagi jurnalis saat melakukan kerja jurnalistiknya," papar Firman.
"Setelah pelatihan, panitia akan membuat forum bersama untuk mentoring implementasi tools yang sudah diajarkan dalam bentuk google classroom. Panitia juga akan memilih beberapa peserta terbaik yang berhasil menggunakan tools yang diberikan dalam kerja jurnalistiknya untuk mendapatkan hadiah kunjungan ke Google Summit 2019," tutup Firman.
Training dilaksanakan di Jakarta (10-11 Februari 2018), di Lampung (16-17 Februari 2018), Denpasar (3-4 Maret 2018), Bandung (10-11 Maret 2018), Semarang (24-25 Maret 2018), Medan (7-8 April 2018), Pontianak (14-15 April 2018), Makassar (21-22 April 2018), Surabaya (28-29 April 2018), Ambon (5-6 May 2018), Kupang (19-20 May 2018), Jayapura (26-27 May 2018), Palembang (30 Juni – 1 Juli 2018), Kendari (21-22 Juli 2018), Jakarta (28-29 Juli 2018), dan di Pekanbaru tanggal 4-5 Agustus 2018.