Bandara SSK II Terapkan Bahasa Melayu, Begini Tanggapan Masyarakat

lojakan-penumpang-bandara-SSK-II.jpg
(Azhar)


RIAU ONLINE, PEKANBARU - Asisten I Bidang Tata Pemerintahan dan Kesejahteraan Masyarakat Setdaprov Riau, Ahmad Syah Haroffie mengatakan bahwa program nyata dari penguatan muatan yang diterapkan di area publik seperti bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru masih harus membutuhkan pembenahan.

Pembenahan itu seperti penambahan kosakata menyeluruh agar tujuan daerah untuk memperkenalkan budaya Melayu kepada masyarakat dapat segera terwujud.

"Untuk di ruang publik seperti bandara kita sudah uji coba walaupun belum ada regulasinya. Respon sampai koreksinya cukup banyak dan positif," katanya, Jumat, 27 Juli 2018.

"Seperti kata-kata pesawat. Seharusnya tidak diucapkan seperti itu. Melainkan kapal terbang. Jadi bahasanya seperti itu," jelasnya.

Tambahnya, masyarakat juga banyak yang meminta agar bahasa melayu daerah pesisir juga diterapkan dan diiringi dengan bahasa Melayu daratan.



"Ada juga yang meminta untuk dialegnya disilang antara melayu darat dan pesisir. Jadi setelah kita coba responnya seperti itu," tegasnya.

Beberapa masyarakat yang berpergian yang menggunakan jasa transportasi udara melalui bandara SSK II Pekanbaru menyambut baik penggunaan bahasa Melayu ini.

Seperti misalnya Hardianto yang akan berkunjung ke ibu kota Jakarta dalam rangka menghadiri rapat di tempat kerjanya. Dirinya menyambut baik penggunaan bahasa Melayu di SSK II.

"Bagus sih mas sekarang bandara kita menggunakan tiga bahasa. Dipertahankan terus. Sebelumnya kan tidak ada seperti ini," ucapnya berlalu.

Setelah dirsmikan pada 25 Juni oleh Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman, secara resmi bandara SSK II Pekanbaru menambahkan bahasa Melayu yang sebelumnya telah didahului oleh penggunaan bahasa Indonesia dan Inggris.

Aksi ini merupakan bentuk kepedulian dari daerah dalam program penguatan muatan lokal yang sebelumnya hanya diperkenalkan pada sekolah-sekolah.