(VIVA.CO.ID)
Kamis, 7 Juni 2018 10:05 WIB
Editor: Yola Ristania Vidiani
(VIVA.CO.ID)
RIAU ONLINE - Sitinjau Lauik, berada di lintas Sumatera rute Kota Padang - Arosuko - Solok. Rute dengan panjang sekitar 15 kilometer ini juga merupakan salah satu rute nasional yang menghubungkan Sumatera Barat dengan sejumlah provinsi lainnya di Indonesia.
Disebut Sitinjau Lauik, karena di sejumlah titik rute tersebut para pengendara dapat dengan leluasa memandang laut sepanjang pantai barat dan keindahan Kota Padang dari ketinggian.
Menjadi jalur nasional, tentu membuat rute Sitinjau Lauik sangat padat. Setiap harinya jalur ini dilintasi seluruh jenis kendaraan mulai dari bus penumpang, truk, mobil pribadi, hingga roda dua. Bahkan, tak kurang dari sembilah ribu lebih kendaraan besar dan kecil menuruni dan mendaki di jalur ini setiap harinya.
Kendati menyuguhkan keindahan alam dan hutan yang dibalut udara sejuk, namun jalar Sitinjau Lauik memberikan ancaman yang sangat besar. Terdapat belasan titik berpotensi longsor yang selalu menghantui pengendara, terutama ketika curah hujan tinggi, seperti melansir VIVA.co.id, Kamis 7 Juni 2018.
Tak hanya longsor, kecelakaan juga menjadi momok menakutkan bagi pengendara yang melintas. Belum lagi, tikungan tajam yang disambut tanjakan tingginya mengharuskan pengendara ekstra waspada.
Tak sedikit kendaraan bermuatan besar yang mengalami sehingga memicu terjadinya tabrakan bahkan terjun bebas ke dalam jurang sedalam puluhan meter. Kehati-hatian yang ekstra dibutuhkan untuk melintasi jalur yang dikenal sebagai rute maut dan paling ekstrem di Sumatera Barat ini. Terlebih lagi tidak sedikit angka kecelakaan yang terjadi di rute ini.
Baca Juga
Meski begitu, pengendara juga tidak perlu sangat takut untuk melintasi rute ini. Pasalnya, di beberapa tikungan tajam sudah diberdayakan sejumlah anak muda yang disebut Pak Ogah, untuk meminimalisir tingkat kecelakaan.
Pak Ogah terdiri dari pemuda binaan Satuan Lalu Lintas Polresta Padang. Secara bergantian, mereka akan berjaga selama 24 jam dan mengatur lalu lintas di sejumlah tikungan tajam, seperti di panorama satu dan panorama dua pada ruta Sitinjau Lauik.
Kehadiran Pak Ogah sangat membantu pengendara. Mereka dengan sigap akan memberhentikan kendaraan dari arah berlawaan saat truk besar hendak mendaki. Pasalnya, terutama di Panorama Satu dan Dua kendaraan dari arah Solok harus menahan diri dan memberikan ruang bagi truk yang melintas dari arah Padang.
Pendakian di dua titik ini sangat curam, truk besar harus membuang badan kendaraan ke arah kanan agar pendakian lebih mudah. Pak Ogah juga akan segera melakukan upaya penahanan kendaraan dengan memberikan bantuan penyangga ban dari batu besar jika ada truk besar atau kendaraan yang mati mendadak saat mendaki.
Tahun ini, jajaran Kepolisian Daerah Sumbar sudah menyiapkan beberapa posko yang didukung oleh BPBD dan dinas terkait, guna melakukan pengamanan dan mengantisipasi ancaman longsor serta menekan angka kecelakaan saat arus mudik. Bahkan, disiagakan alat berat di beberapa titik yang dianggap sangat rawan longsor untuk mengantisipasi bencana itu.
"Kalau dari provinsi kita siapkan satu alat berat. Namun di masing-masing Kabupaten dan Kota juga menyiapkan alat berat sebagai antisipasi. Saat ini sudah ada dua alat berat yang siap beroperasi untuk kelancaran arus mudik dan balik lebaran tahun ini," kata Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Sumbar, Rumainur.
Selain itu, Rumainur juga mengimbau pengendara harus tetap fokus saat melintas di rute ini, terutama saat curah hujan tinggi. Sebab, ancaman longsor di rute ini cukup besar. Jika merasa lelah berkendara, sekira jangan terlalu memaksakan diri. Pengendara dapat singgah dan istirahat di kawasan rest area panorama dua. Di sini, sembari beristirahat, para pengendara juga akan dimanjakan dengan pemandangan indah Kota Padang dan pantai barat Sumatera Barat.