LAPORAN: HASBULLAH TANJUNG
RIAU ONLINE, PEKANBARU - Sebanyak lima orang mahasiswa nekad membentangkan spanduk bertuliskan "Hidup di Riau tidak Semanis Janji Jokowi" sehingga harus diamankan oleh Pasukan Pengamanan Presiden (Paspamres) saat Presiden Jokowi memberikan kata sambutan.
Hal ini cukup disesalkan oleh Wakil Ketua PWNU Riau Suhardiman Amby. Menurutnya hal itu merupakan suara langsung dari masyarakat bawah yang ada di Riau.
"Itu suara dari masyarakat, bahwa kesejahteraan masyarakat Riau ini masih jauh dari harapan. Itu aspirasi rakyat, sebaiknya presiden mendengarkan itu," ungkap Politisi yang kerap disapa Datuk ini, Rabu, 9 Mei 2018.
Lebih lanjut, menurut Datuk, aksi ini senafas dengan aksi yang dilakukan sekelompok masyarakat di depan kantor DPRD Riau siang ini yang menuntut adanya Otonomi Khusus (Otsus) untuk Riau.
"Dua aksi itu senafas, itu sah sah saja, karena kebebasan berpendapat itu atur oleh undang-undang kan," tambahnya.
Untuk itu, Datuk meminta agar Presiden, menteri, dan Pemerintah Daerah memandang hal tersebut sebagai kritikan yang membangun, dan jangan malah dibungkam.
"Itu kritik yang membangun, sebab selama ini yang dilaporkan ke pusat hanya yang manis-manis saja, dan sekarang Jokowi tahu bahwa beginilah kondisi Riau yang sebenarnya," tutur Politisi asal Kuansing ini.
Dijelaskan Datuk, Riau sudah 72 tahun mengongkosi perjalanan APBN pusat dengan hasil minyak dan gasnya yang sangat kaya, namun yang dirasakan masyarakat Riau masih sangat jauh dari kesejahteraan.
"Riau ini sudah 72 tahun mengongkosi APBN, dari minyak buminya yang dihisap, dan buminya juga sudah ditanami kelapa sawit dan diambil minyaknya. Sementara kemiskinan masih merajalela, kesejahteraan ekonomi masih jauh dari harapan, jadi sah-sah saja masyarakat menuntut kepada Presiden," tutupnya.