Pasca Kebakaran SMPN 4, Simpati Berdatangan dari Alumni dan Rekan Sesama Pendidik

Kebakaran-SMPN-Pekanbaru.jpg
(Istimewa)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Salah satu alumni Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 4, Pekanbaru, Livia Cristina tak menyangka sekolah yang dulu pernah memberikan banyak kesan-kesan yang tak terlupakan kini malah terbakar.

Diantaranya, ruang staf majelis guru, laboratorium, humas dan hampir melahap ruang kelas 9.

Baca juga: Dinihari Tadi, SMPN 4 Pekanbaru Terbakar

"Awalnya saya pun tak percaya. Makanya bergegas kesini," katanya di halaman SMPN 4, Pekanbaru, Jumat, 19 Januari 2018.

Livia juga mengetahui kabar buruk ini dari pesan Whatsapp grupnya dan bergegas karena rumahnya tak terlalu jauh berada di lingkungan sekolah.

Sambil memperhatikan seisi ruangan yang telah terbakar, Livia mencoba kembali mengulang-ulang ingatannya terhadap sekolah yang telah berdiri di tahun 1964 itu.

Sekolah ini begitu terkenal dan menjadi salah satu SMPN favorit di Pekanbaru, sehingga banyak warga yang rela menyekolahkan anaknya meski berjauhan dari tempat tinggal.



Bahkan sekolah ini masuk dalam 503 besar versi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2015 silam.

Belum lagi kehadiran ekstrakulikuler seperti Organisasi Intra Sekolah (OSIS), drum band, Paskibra, bela diri Taekwondo, Volly, Basket, baca Al-Quran dan lainnya turut menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat Pekanbaru.

Sudah puas bernostalgia, tak berapa lama Livia kembali bergegas beranjak pergi dan berharap polisi dengan cepat dapat mengungkap apa yang terjadi kepada sekolahnya itu.

Begitu juga dengan Khairul yang sudah 19 tahun tidak menginjakkan kakinya lagi di bekas sekolahnya itu. Dirinya tak habis pikir, kenapa SMP yang telah banyak memberikan ilmu padanya itu sampai terbakar.

"Setahu saya kejadian seperti ini baru pertama kali terjadi. Liat, sampai seperti itu,"sesalnya.

Hal senada yang juga diungkapkan Kepala Sekolah SMPN 35, Situ Murni. Meskipun bukan alumni di sana, namun sebagai orang yang juga berkecimpung di dunia pendidikan ini merasa sedih. Apalagi mengingat kesusahan yang harus dihadapi rekan tenaga pendidik serta anak didik di SMPN 4.

"Ini merupakan bentuk dari kepedulian kita dengan memberikan perhatian lebih kepada teman kita majelis guru," jelasnya. (1)

Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE 

Follow Twitter @red_riauonline

Subscribe Channel Youtube Riau Online

Follow Instagram riauonline.co.id