LAPORAN: HASBULLAH TANJUNG
RIAU ONLINE, PEKANBARU - Meski dipersekusi oleh beberapa ormas di Bali, namun Ustadz Abdul Somad memilih untuk tetap menjalankan kewajiban dakwahnya, ini alasannya.
"Saya mengatakan ke panitia, saya tidak ingin ikut ikrar di depan mereka, karena saya bukan pemberontak, bukan PKI, bukan Anti Kebhinekaan, saya dari dulu cinta NKRI," ceritanya saat ditemui di Bandara Sultan Syarif Kasim Riau, Minggu, 10 Desember 2017.
Penolakan tersebut, diakuinya membuat massa semakin gerah dan ia pun berpikiran untuk lebih baik pulang saja. Namun, ia diingatkan ada 5.000 muslim yang sudah menantikan kehadiran dirinya di masjid.
"Di masjid itu ada 5.000 massa yang sudah menunggu, sedangkan massa yang mengepung jumlahnya hanya sedikit," tuturnya.
"Saya didatangi Kapolres, Dandim, Ketua NU Bali hingga akhirnya saya tetap bertahan dan dengan lancar bisa mengisi tabligh akbar di tiga waktu," umbarnya.
Pilihannya untuk bertahan, ternyata menemukan suatu fakta mengejutkan. Karena berdasarkan pengakuan pengurus masjid, tabligh akbar yang ia isi merupakan tabligh akbar terbesar dalam sejarah masjid sejak di dirikan pada 1963.
"Ini membuktikan bahwa ini hanya oknum, bukannya mencerminkan masyarakat Hindu Bali. Bahkan, saya didatangi raja nya yang ke XI dan menyebutkan bahwa hubungan kita baik-baik saja," jelasnya.
Ke depannya, ia berharap, agar ini tidak terjadi lagi. Kalau ada fitnah segera diklarifikasi dan untuk oknum-oknum provokator perusak ini segera ditindak secara hukum.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE
Follow Twitter @red_riauonline
Subscribe Channel Youtube Riau Online,
Follow Instagram riauonline.co.id