Laporan: RIDHATUL HAYATI
RIAU ONLINE, PEKANBARU - Sepanjang tiga tahun terakhir, Hotspot (titik panas) di Provinsi Riau mengalami penurunan yang drasti. Data ini berdasarkan pantauan satelit Terra Aqua periode Januari hingga Desember.
Dari data tahun 2014 tercatat 11272 hotspot, 2015 sebanyak 3400 hotspot, 2016 turun menjadi 1800 hotspot dan di tahun 2017 ini sebanyak 395 hotspot.
Data tersebut disampaikan oleh Gubernur Provinsi Riau Arsyadjuliandi Rachman yang diwakili oleh kepala pelaksana BPBD Provinsi Riau, Edwar Sanger dalam rapat evaluasi penanganan bencana kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau tahun 2017 di Komando Resor Militer (korem) 031/Wirabima Jalan Sultan Syarif Qasim, Pekanbaru, Kamis 9 November 2017.
"Penanganan bencana hutan dan lahan di Provinsi Riau dapat dilaksanakan dengan baik dan lancar. Dengan bukti dua tahun ini kita sudah dinyatakan sebagai Riau bebas asap, mengingat saat ini sedang musim hujan jadi hotspot di riau semakin minim," ungkap Edwar Sanger.
"Salah satu dasar terlaksananya penanganan bencana hutan dan lahan di peovinsi riau adalah penegakan hukum yang sangat efektif dimana hal ini telah menimbulkan efek jera terhadap oknum masyarakat yang membuka lahan dengan cara di bakar," tambahnya.
Hasil penegakan hukum kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau sepanjang tahun 2017 tercatat dari 20 kejadian kebakaran hutan dan lahan dengan luas 99,67 hektar.
Dipaparkannya juga bahwa Riau pernah menetapkan status siaga darurat penanggulangan bencana asap akibat kebakaran hutan dan lahan pada tahun 2017. Status ini berlaku selama 97 hari mulai tanggal 24 Januari sampai dengan 30 April melalui keputusan Gubri No. KPTS. 112/I/2017 tgl 24 januari 2017. Kemudian diperpanjangan selama 24 hari mulai 1 Mei sampai dengan 30 november 2017 melalui Keputusan Gubri No. KPTS. 346/IV/2017 28 April 2017.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE
Follow Twitter @red_riauonline
Subscribe Channel Youtube Riau Online,
Follow Instagram riauonline.co.id