RIAU ONLINE, PEKANBARU - Meski korsosium proposal sudah final, Lanskap Manager Riau Yayasan Belantara, Aiden Yusti mengaku menghadapi banyak kendala dalam penyusunannya.
Salah satu tantangan yang dihadapi Yayasan Belantara adalah sulitnya menyatukan ide untuk dituangkan ke dalam konsep yang akan digunakan dalam penyelamatan lima bentang alam hutan Riau
"Dari beberapa lembaga itu seperti kapasitas, pengalaman, emosional, ide dari masing-masing lembaga kan tentunya juga berbeda. Susahnya disitu. Menyatukan berbagai ide yang ada digabung dalam konsep besar," katanya di Hotel Pangeran, Kamis, 16 Juni 2017.
Lima bentang alam yang ada di Riau itu di antaranya Senepis, Giam Siak Kecil-Bukit Batu, Kerumutan, Semenanjung Kampar, Bukit Tiga Puluh melingkupi wilayah 10 Kabupaten dan Kota, 70 Kecamatan 700 desa.
Baca Juga: Bentuk Proposal Cegah Kerusakan Hutan, Yayasan Ini Ungkap Fakta Di Lapangan
Untuk lanskap Senepis dipimpin oleh konsorsium dari Yayasan Khasanah alam dan budaya tropis (Kabut) Riau dengan lembaga kelompok advokasi Riau (KAR) dan yayasan rimba satwa. Diikuti dengan lanskap Giam Siak Kecil-Bukit Batu dengan lembaga pelaksana program Perkumpulan elang sebagai leader, berkonsorsium dengan lembaga LPAD, Siak Cerdas, Yayasan Rimba Satwa lingkar pesisir dan Green Riau.
Kemudian ada kerumutan dengan lembaga pelaksananya adalah program Rupari (rumpun perempuan dan anak Riau) sebagai leader, berkonsorsium dengan lembaga Green Riau, Faperika University of Riau dan jejak laksamana.
Semenanjung Kampar dengan pelaksana program dari lembaga Yayasan Lingkar Pesisir Bertuah sebagai leader dan berkonsorsium dengan lembaga LKAR, SENDS, dan FMPSK (Forum Masyarakat peduli Semenanjung Kampar).
Bukit Tigapuluh berkonsorsium betabuh tigapuluh, PASA (Perkumpulan Alam Sumatra) sebagai leader, Sialang dan Pijar Melayu.
Klik Juga: Lima Wilayah Riau Ini Jadi Sorotan Untuk Direstorasi
Meski pada tiap-tiap lanskap terdapat lebih dari satu lembaga, dikatakannya, tidak akan bisa bila dikerucutkan dan diambil perwakilan dari yang terbaik.
"Karena penyelamatan kawasan hutan itu tidak bisa satu sampai dua buah lembaga saja yang terlibat. Masing-masing lembaga yang sudah berkonsentrasi dan akan kita gandeng bagi siapa saja yang memang bersedia punya konsep dan ide akan kita satukan," imbuhnya.
"Untuk pemecahannya, nantinya akan kita minta tim konsultan karena jauh-jauh hari sudah kita prediksi akan seperti ini jadinya dan idenya juga kita batasi dengan acuan yang ada di Yayasan Belantara," tuturnya.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline