RIAU ONLINE, PEKANBARU - Ratusan masyarakat Suku Sakai dari Kecamatan Kandis Kabupaten Siak, baru saja tiba di Pekanbaru pukul 12.00 WIB, setelah menempuh perjalanan jauh dengan berjalan kaki.
Sayangnya, kedatangan mereka dengan tujuan Kantor Gubernur Riau tidak mendapat sambutan yang baik dari Pemerintah Provinsi Riau.
Masyarakat Suku Sakai berjalan jauh demi menemui Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman untuk menuntut agar tanah ulayat yang sudah lama dikuasai anak perusahaan Sinarmas Group, PT Ivomas Tunggal (Ujung Tanjung Estate) agar segera dikembalikan ke tangan mereka. Pasalnya, tanah ulayat seluas 24 ribu hektare itu sudah dikuasai korporasi sejak tahun 1982 hingga sekarang.
Pantauan RIAUONLINE.CO.ID, Masyarakat Suku Sakai hanya diperbolehkan berada di gerbang depan Kantor Gubernur Riau, tepat di depan Kantor Polda Riau mendekati Tugu Zapin.
RIAUONLINE.CO.ID/AZHAR SAPUTRA
Bukan hanya orang dewasa, bahkan anak-anak turut hadir berjalan kaki menuju kantor Gubernur Riau. Meski tidak disambut dengan baik oleh Pemerintah Riau, tak tampak raut wajah letih dari mereka.
RIAUONLINE.CO.ID/AZHAR SAPUTRA
Satu di antara mereka menyempatkan membawa kain panjang untuk sekedar menutup kepala dari terik matahari. Ada juga seorang pria yang bertelanjang dada, mengikat kepala dengan kain putih, hingga membawa seluruh anggota keluarga mereka.
Baca Juga: Masyakarat Suku Sakai Nekat Jalan Kaki 120 Km Temui Andi Rachman
Meski mendapat pengawalan ekstra ketat oleh petugas kepolisian dari Polresta Pekanbaru, Polda Riau dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Provinsi Riau, masyarakat Suku Sakai tetap bertahan menunggu kehadiran Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman usai berorasi 10 menit di halaman depan pagar Kantor Gubernur.
RIAUONLINE.CO.ID/AZHAR SAPUTRA
"Pak Gubernur, Jumpai kami lah pak, Jumpai kami lah pak," kata Ketua Pengurus Persatuan Suku Sakai Menggugat (PSSM), Debson melalui pengeras suara, Rabu, 15 Maret 2017.
Hingga pukul 12.30 WIB, Pemerintah Provinsi Riau masih enggan membukakan pintu untuk masyarakat Suku Sakai. Dalam terik mereka membakar semangat untuk kembali berorasi.
Orasi mereka sudahi dan beristirahat duduk di jalanan ketika kumandang azan dzuhur berkumandang dan akan melanjutkannya sesaat kemudian. Satu per satu mereka menikmati Manggalo, makanan berbahan singkong, sebagai santap siang yang mereka persiapkan dari awal perjalanan.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline