RIAU ONLINE, PEKANBARU - Sebanyak 150 orang buruh Koperasi Pelindo I yang bekerja di Pelabuhan Belawan, Medan melakukan aksi jalan kaki di Jalan Sudirman menuju ke Pangkalan Kerinci untuk melakukan perjalanan ke Jakarta.
Para pekerja yang terlihat kumuh dan sebagian besar mengenakan sandal jepit maupun telanjang kaki ini berulang-ulang menyanyi lagu Indonesia Raya serta lagu lainnya selama perjalanan. Dari baju yang dikenakan bertuliskan Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI) berwarna biru laut, mereka adalah anggota serikat tersebut.
Ketua Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI) Medan sekaligus koordinator aksi, April Waruwu mengatakan rombongan ini merencanakan akan melewati jalur timur Jalan Lintas Sumatera untuk sampai di Lampung.
Jarak yang akan ditempuh diperkirakan mencapai 2.000 kilometer lebih setelah ia hitung dengan titik mula di Medan. "Berbagai kebutuhan perjalanan sudah kita persiapkan dengan matang. Selain perbekalan, kami juga membawa mobil komando hingga ambulance di belakang," kata April ketika diwawancara RIAUONLINE.CO.ID, Selasa, 31 Januari 2017.
Perjalanan yang sudah masuk pada hari ke-12 ini dimulai dari kantor SBSI Cabang Medan, 19 Januari 2017 lalu. Mereka berjalan siang dan malam agar cepat sampai di Jakarta dan menemui Presiden Joko Widodo untuk menyuarakan aspirasi yang mereka bawa.
Tuntutan para buruh ini adalah agar PT Pelindo I membayarkan upah lembur yang tak pernah dibayarkan bertahun-tahun. Padahal dalam seahari waktu kerja mereka bervariasi dari 12 jam hingga 20 jam di pelabuhan. Namun tak pernah ada apresiasi dari Pelindo.
Baca Juga: Buruh SBSI Yang Long March Medan-Jakarta Ancam Duduki Istana Negara
"Kemudian kami menolak status para karyawan PT Pelindo dialihkan ke perusahaan outsourching. Kami meminta agar para pekerja buruh PT Pelindo agar ditetapkan menjadi karyawan tetap,” ucap April yang mengenakan kaca mata hitam.
Masa kontrak para pekerja PT Pelindo I rata-rata 17 tahun dan para pekerja sudah puluhan tahun bekerja di perusahaan tersebut. Namun, perusahaan BUMN ini malah mengembalikan status mereka ke posisi awal dengan model outsourcing.
Dalam aksi kali ini mereka menuntut agar Direktur PT Pelindo I agar di turunkan dari jabatannya. Selain itu mereka juga meminta agar pemerintah juga mengusut tuntas kasus dwelling time.
"Kami menutut agar Direktur PT Pelindo I dipecat. Kami meminta Pekerjakan Buruh Pelindo menjadi karyawan tetap. Kami juga meminta agar Kepala Dinas Kota Medan dicopot,” ujarnya.
Total ada 600 orang buruh yang ia bawa berjuang bersama selama ini. Namun untuk perjalanan ke Jakarta, mereka tak membawa seluruhnya. Selain sebagian tak memiliki fisik yang cukup kuat, sebagian buruh tak bisa meninggalkan keluarganya dengan keadaan seperti itu.
"Aksi kita sudah banyak. Dari demo dan menduduki Pelindo I dan Pelabuhan Belawan sampai ke kantor walikota Medan sama DPRD pun sudah. Tapi tak juga ada perubahan kebijakan," kenangnya.
Dalam aksi yang akan dilakukan di Ibukota Republik Indonesia tersebut mereka juga menuntut agar Pemerintah mencabut PP Nomor 78 Tahun 2015 Tentang Pengupahan.
"Keputusan aksi jalan kaki Medan ke Pekanbaru ini kita lakukan karena kita sudah putus asa dengan kebuntuan. Kita tak lagi bisa mempercayai pemerintahan kota Medan dan juga Pelindo karena tak memberi solusi apapun yang baik," keluhnya.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline