RIAU ONLINE - Penjara Haarlem di Belanda beralih fungsi menjadi penampungan sementara bagi para pengungsi. Terdengar aneh, namun hal ini terjadi akibat kurangnya tahanan di penjara itu.
Di tengah turunnya jumlah penjahat di Belanda, pihak negara tersebut kemudian membuka pintu penjaranya yang kosong untuk mengakomodasi masuknya migran pencari suaka yang semakin melonjak.
Selama bertahun-tahun, tingkat kejahatan di Belanda terus mengalami penurunan. Bahkan, puluhan lembaga pemasyarakatan sudah ditutup. Saat itulah, Badan Pusat Penerimaan Pencari Suaka Belanda melihat penjara-penjara kosong ini sebagai solusi untuk mengatasi masalah tempat penampungan sementara pengungsi.
Baca Juga: Kini Penjara Untuk Tahanan PKI Itu Berdiri Plaza Citra
"Kami di sini di bawah atap, di tempat penampungan, jadi kami merasa aman," komentar para pengungsi dikutip dari DW.COM, Rabu, 11 Januari 2017.
DW.COM/PICTURE ALLIANCE/AP PHOTO/M. MUHEISEN
Di sana, para pengungsi berlatih berbicara bahasa Belanda dan mengendarai sepeda, karena penting untuk hidup di Belanda. Namun, mereka tidak diizinkan untuk bekerja.
Para pengungsi tersebut tinggal di penjara sekitar 6 bulan sebelum mendapat keputusan suaka. Mereka bebas untuk tinggal dan pergi kapan saja. Beberapa pengungsi bahkan menjalin persahabatan dengan warga Belanda.
Klik Juga: Menyedihkan, Tahanan Penjara Ini Kurus Kering Hingga Mati Kelaparan
Muhammed Muheisen, Fotografer yang dua kali meraih pengghargaan Pulitzer Prize dan kepala fotografer Associated Press untuk Timur Tengah, dalam beberapa tahun terakhir memotret krisis pengungsi. Ia mengabadikan kehidupan baru para pengungsi yang ditampung di penjara kosong ini.
DW.COM/PICTURE ALLIANCE/AP PHOTO/M. MUHEISEN
Butuh enam bulan bagi sang fotografer untuk diizinkan masuk ke penjara tersebut dan butuh waktu hingga berhari-hari baginya hanya untuk mengenal pengungsi lebih dekat.
DW.COM/PICTURE ALLIANCE/AP PHOTO/M. MUHEISEN
Seorang pengungsi Suriah berkata kepada Muhesein bahwa penjara itu telah memberinya harapan untuk hidup. “Jika sebuah penjara tak ada tahanannya, maka artinya ini adalah negara yang aman, dimana saya ingin hidup,” katanya.
Lihat Juga: Mengintip Penjara Mewah Gembong Narkoba Asal Brasil
DW.COM/PICTURE ALLIANCE/AP PHOTO/M. MUHEISEN
Fasilitas dan infrastruktur dalam penjara yang sebelumnya dimanfaatkan juga untuk menampung tahanan dari Belgia dan Norwegia itu cukup lengkap sehingga memudahkan pengungsi untuk menjalani hidup mereka sementara.
Pengungsi asal Maroko yang merupakan seorang gay mengaku tidak pernah merasakan diskrimansi selama di penjara itu. Meski hidup di penjara, kebanyakan pengungsi mendapatkan rasa aman dan menemukan harapan untuk membangun kehidupan baru.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline