RIAU ONLINE - Beberapa tahun terakhir pasukan bersenjata Kurdi, Pashmerga menerjunkan kaum perempuan untuk bertempur di garda terdepan dalam perang melawan Islamic State (ISIS).
Komadan Batalyon perempuan Pashmerga, Ahmad Rasshid mengatakan bahwa para prajurit perempuan itu ditakuti. "Karena pejuang ISIS merasa mereka yang mati di tangan perempuan tidak akan masuk surga," kata Ahmad Rashid melansir dari DW.com, Rabu, 2 November 2016.
Namun, prajurit perempuan Pashmerga juga memiliki kekhawatiran ditangkap oleh gerilyawan ISIS. Sebab, menurut berbagai laporan, para prajurit perempuan yang tertangkap ISIS akan mengalami penyiksaan dan pemerkosaan sebelum dibunuh.
Baca Juga: Keren, Tak Hanya Cantik, 7 Wanita Tangguh Ini Pilot Pesawat Tempur
Karena itu, pimpinan Pashmerga memerintahkan setiap serdadu perempuan untuk menyisakan satu butir peluru untuk melumat nyawa sendiri sebelum ditangkap ISIS. Kini, satuan tempur Batalyon kedua yang berbasis di Sulaymaniyah, Kurdistan, dan tidak jauh dari perbatasan Iran ini memiliki kekuatan 500 serdadu perempuan.
Kiprahnya dalam perang melawan ISIS, membuat Pashmerga kepar mendapat bantuan militer dari engara-negara barat, termasuk diantaranya program pelatihan untuk perempuan. Sama hal dengan prajurit lelaki, prajurit perempan Pashmerga juga memanggul beban tugas. Seperti dikirim dan terlibat misi pengintaian, patroli, menjaga pos pengawasan atau rumah sakit.
"Satu-satunya perbedaan adalah para lelaki memakai senapan yang lebih berat," kata Kolonel Rashid.
Klik Juga: Inilah Negara-negara dengan Prajurit Wanita Cantik dan Tangguh
Dalam bahasa Kurdi, Pashmerga mengandung arti 'mereka yang menatap kematian', aktif sejak akhir Perang Dunia I. Sejak dulu, militer Kurdi ini bertempur melawan pemerintah Irak. Sejak jatuhnya rezim Saddam Hussein, wilayah Kurdistan menikmati otonomi dan kemajuan ekonomi. Perempuan yang teremansipasi sudah mengakar dalam tradisi Kurdi
Sekitar 20 tahun lalu, Pashmerga mulai merekrut prajurit perempuan. Tidak hanya Pashmerga, minoritas Kurdi juga memiliki kelompok bersenjata lainnya, seperti Partai Buruh Kurdi, PKK atau YPG yang juga banyak diperkuat oleh kaum hawa.
Adalah Abdullah Öcalan, pimpinan PKK, yang pertama kali mencetuskan ide serdadu perempuan. "Jika perempuan dijadikan budak, lelaki pun mengalami nasib sama," katanya
Lihat Juga: Satu-satu di Dunia, Inilah Tentara-tentara Cantik Israel
Peshmerga bertempur di front sepanjang 1000 kilometer di utara Irak. Jika dulu rezim Saddam Hussein dianggap sebagai ancaman terbesar, maka kini peran laknat tersebut digantikan oleh ISIS.
"Kami di sini karena ingin melindungi apa yang telah susah payah kami capai, yakni parlemen, keamanan dan stabilitas," kata Komandan Rashid.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline