RIAU ONLINE - Abang Long Fadzil, adalah seorang gengster tersadis di Singapura. Sejak 12 tahun, pria bertato di wajah ini sudah merasakan dinginnya lantai penjara.
Fadzil pernah terlibat banyak perkelahian antar gengster. Beberapa kali ia pernah ditikam dan sebaliknya, melukai lawan tanpa ampun. Keluar masuk penjara sudah biasa baginya.
Anak pertama dari tiga bersaudara ini mengaku terjebak dalam kehidupan gengster karena almarhum sang nenek yang berpesan untuk menjaga keluarganya.
Fadzil tumbuh menjadi remaja nakal dan liar. Hingga pada usia 12 tahun Fadzil harus mendekam di penjara setelah memukul anak berusia dua tahun lebih tua darinya dengan kayu saat berkelahi.
Baca Juga: Di Sini Rumah Ibadah Semakin Ditinggalkan, Tak Percaya Lagi Pada Tuhan?
Ia tidak pernah menyalahkan teman-temannya sebagai penyebab ia terjebak di dunia gengster. Fadzil mengatakan pamannya adalah orang yang mengajarkannya untuk berbuat jahat. Paman-pamannya mengajarkan Fadzil untuk berteman dengan kaum China di Singapura, yang justru menjerumuskannya ke dunia gengster.
Sejak berusia 12 tahun, Fadzil mulai membuat tatto dengan namanya sendiri ditubuhnya. Lama kelamaann tattonya makin bertambah. Pada usia 14 hingga 15 tahun Fadzil tangan kiri Fadzil sudah dipenuhi tatto. Beranjak 20-22 tahun, ia membuat tatto hingga ke wajahnya. Menurutnya, saat itu teman-temannya adalah orang yang membantunya membuat tatto sehingga ia tidak perlu membayar.
Fadzil bercerita selalu terlibat perkelahian antara gengster di Singapura. Hingga pada suatu perkelahian, Fadzil berhadapan dengan delapan orang gengster. Akibatnya ia mengalami luka parah. Dokter yang merawat Fadzil mengatakan, jika terlambat lima menit saja maka Fadzil akan kehilangan nyawanya.
Hingga suatu hari, ia bermimpi tentang hari kiamat. Fadzil mengaku saat itu sangat ketakutan. "Dulu saya bergabung dengan banyak gengster, makan babi dan mengutuk Allah. Sejak mimpi itu saya takut dengan datangnya hari kiamat," katanya.
Dalam mimpinya, Fadzil tengah menikmati minuman keras di tepi pantai bersama teman-temannya. Tiba-tiba sebuah ombak yang sangat besar menuju ke arah mereka. Fadzil mengaku peristiwa itu terasa sangat nyata hingga mengira itu adalah kiamat.
Klik Juga: Inilah Mak Gober, Pemburu Para Pria yang Malas Salat Jumat
Fadzil berupaya menghindari ombak dan berlari, sementara teman-temannya sudah hilang. Seketika ombak besar itu menghilang dan Fadzil sendirian di tepi laut. Sejak bermimpi demikian, Fadzil enggan keluar rumah selama sebulan karena takut mati.
Sebulan setelah bermimpi, seorang teman Fadzil datang dan mengajaknya pergi ke masjid. Saat itu, Fadzil berpikir, "Jika tetap di rumah bisa pun bisa mati, jika keluar juga bisa mati." Kemudian, Fadzil memutuskan untuk keluar rumah.
Awalnya, Fadzil memutuskan keluar rumah dalam tiga hari untuk kembali mengenal Allah. Namun tepat di hari ke-40, Fadzil semakin mantap untuk kembali kepada Allah.
Fadzil bercerita, perjalannya untuk bertobat itu sangat sulit. Bahkan, untuk menghafal surah Al Fatihah butuh waktu delapan bulan bagi Fadzil. Fadzil sangat bersyukur karena diberi kesempatan kedua untuk bertobat. Fadzil sangat terharu, sebab meskipun dulu ia kerap mengutuk Allah, namun Allah tetap memberinya kesempatan kedua untuk kembali ke jalan yang benar.
"Saya sudah terbiasa dihina orang sekitar, bahkan dengan ustad. Tapi saya tetap berpegang pada ucapan ibu saya. Jika orang yang susah membutuhkan pertolongan, tolonglah selagi bisa, Jika orang minta sedekah, sedekahlah selagi mampu," kata Fadzil, dilansir dari The Vocket, Jumat, 20 Oktober 2016.
Teman-teman gengster China Fadzil menerima Fadzil yang sudah hijrah. Mereka tidak menolak Fadzil, justru memberikan dukungan.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline