Laporan: Azhar Saputra
RIAU ONLINE, SIAK - Kepala Badan Restorasi Gambut (BRG) Nazir Fuad mengatakan kepada Bupati Kabupaten Siak Syamsuar bahwa alat penditeksi kelembapan lahan gambut yang diandalkannya untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan (karhutla) tidak butuh perawatan khusus.
"Alat ini tidak membutuhkan perawatan khusus. Karena ini ditanamkan ke dalam," ucapnya usai makan malam di rumah dinas Bupati Siak, Minggu, 4 September 2016.
Menurutnya alat ini hanya butuh perhatian di bagian sumber tenaga, yaitu baterai yang masa pergantiannya cukup lama, bisa mencapai tiga tahun.
Nazir mengatakan, alat ini bila dicuri pun tidak akan bermanfaat bagi siapapun karena memang komponennya tidak akan laku dipasaran. "Tapi memang disayangkan juga bila dicuri. Jadi kerja kita sia-sia saja," katanya.
Baca Juga: Bupati Siak Beberkan Rahasia Kabupaten Siak Minim Karhutla
Alat pendeteksi kelembapan lahan gambut ini merupakan hasil kerjasama antara dua universitas ternama di Jepang yang dipergunakan untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Prinsip kerjanya dengan menggunakan sensor yang ditanam untuk memberikan sinyal kepada pihak yang membutuhkan. "Tinggi muka air itu yang akan kita pantau. Bila sudah berkurang tentu gambut akan kering, maka sinyal itu akan memberikan pesan kepada si penerima," tutupnya.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline