Kredit Macet UMKM di Riau Meningkat

kantor-BI-Pekanbaru.jpg
(INTERNET)

RIAUONLINE, PEKANBARU –  Bank Indonesia mencatat tingkat kredit macet (non performing loan) sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) berada pada level 7,56% pada tiga bulan pertama tahun ini, meningkat dari Triwulan IV/2016 yang hanya 6,76%.

 

"Penyebabnya karena daya beli masyarakat masih rendah sehingga berpengaruh pada kemampuan membayar hutang yang jatuh tempo,” kata Ismet Inono, Kepala Bank Indonesia Wilayah Riau, Selasa (21/6/2016).

 

Ismet Inono mengatakan peningkatan NPL kredit UMKM ini karena terdorong oleh NPL UMKM sektor konstruksi dan perdagangan.Dua sektor ini NPL UMKM nya mencapai 10,56% dan 8,26%. (KLIK: Ini Ceritanya Sejarah Kemunculan THR Bagi Karyawan)



 

Bank Indonesia mengimbau kepada perbankan untuk berhati-hati menyalurkan kredit ke sektor UMKM karena porsi kredit macet ini telah berada di batas aman yang ditetapkan yakni 5%.

 

Data Bank Indonesia mencatat penyaluran kredit ke UMKM pada triwulan I/2016 mencapai Rp19,9 triliun dan diserap paling besar oleh sektor perdagangan 45,49%, lalu disusul pertanian 33,62%. Kredit ke sektor perdagangan ini senilai Rp9,05 triliun atau tumbuh 7,09% yoy dan sektor pertanian senilai Rp6,69 triliun atau tumbuh melambat 0,52%.

 

“Sementara kalau kami melihat penyaluran kredit UMKM ini paling besar ke sektor usaha kecil 39,14% atau Rp7,79 triliun, lalu usaha menengah 31,54% atau Rp6,28 triliun, dan usaha mikro 29,32% atau Rp5,48 triliun,” katanya.