JEMBATAN Leighton alias Jembatan Siak I tak terlihat jelas dari jembatan Siak III hanya berjarak tak lebih dari 200 meter di sebelahnya, Kamis (17/9/2015). Gambar diambil pukul 09.30 WIB.
(RIAUONLINE.CO.ID/FAKHRURRODZI)
RIAU ONLINE, PEKANBARU - Riau Kembali menyumbang hotspot (titik panas) paling banyak di Sumatera. Riau menyumbang 34 titik. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika mendeteksi 50 titik panas (hotspot) di Sumatra pada Rabu (8/6/2016).
BMKG menemukan 5 titik panas di Sumatra Utara, 5 titik di Jambi, 3 titik di Sumatra Selatan, 2 titik di Sumatera Barat dan Satu titik di Lampung.
"Riau telah memasuki musim kemarau pada Ramadan ini. Titik panas disinyalir pertanda kebakaran hutan dan lahan," kata Sugarin, Kepala Stasiun BMKG Pekanbaru, Rabu, 8 Juni 2016. (KLIK: Inilah Resep Herman Abdullah Soal Sampah Hingga 7 Kali Raih Adipura)
Meski belum berdampak terjadap bencana kabut asap, pemerintah setempat terus melakukan pemadaman titik api, seperti di Bengkalis. Pembangunan sekat kanal juga terus dilakukan untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan.
Riau memiliki 5,7 juta hektare lahan gambut yang mudah terbakar dan sulit dipadamkan. Untuk melakukan pencegahan, Badan Restorasi Gambut akan merestorasi 900.000 hektare lahan gambut di Riau. (LIHAT: Soal Sampah, Herman: Saya Percaya ke Anak Buah, Firdaus Justru Kontraktor)
Upaya BRG berfokus pada rewetting (pembesahan kembali) di lahan gambut. BRG akan memasang sekat di lahan-lahan gambut supaya air yang tertampung saat musim hujan tidak mengalir ke tempat lain.
Selain itu, BRG juga akan melakukan penanaman kembali dengan tanaman yang tidak mudah terbakar, seperti sagu. BRG juga merangkul dua universitas Jepang yaitu Universitas Kyoto dan National University of Humanies (NIHU).
"Memerlukan waktu yang lama untuk merestorasi lahan gambut di Riau," ungkap Kepala BRG Nazir Foead.