RIAU ONLINE - Suasana duka menyelimuti balapan MotoGP Catalunyia, Spanyol akhir pekan lalu. Pebalap Moto2 meninggal dalam kecelakaan yang terjadi di tikungan ke-12 saat latihan bebas.
Dilansir dari laman Liputan6.com, Tim yang dibela Salom, SAG, akhirnya mengeluarkan pernyataan resmi seputar penyebab meninggalnya pembalap Spanyol itu. Berdasarkan penyelidikan yang mereka lakukan, masalah pengereman menjadi salah satu penyebab kecelakaan maut tersebut terjadi.
Berikut pernyataan resmi SAG mengenai penyebab kematian Salom:
Pada hari Jumat 3 Juni Luis Salom meninggal dunia saat sesi latihan bebas kedua GP Catalunya menyusul sebuah insiden yang dialami di tikungan 12 Sirkuit Catalunya.
Setelah menerima data telemetri Minggu 5 Juni 2016 dari organisasi, staf teknis dari tim SAG segera mengadakan pertemuan untuk secara menentukan sendiri fakta dari kecelakaan tersebut dan untuk menceritakan setelah itu dengan ketepatan apa yang terjadi dalam hal teknis pada kecelakaan di tikungan 12 Sirkuit Catalunya.
Dalam analisis yang dilakukan pada data telemetri yang dibantu pemilik tim Edu Perales, manajer tim Jordi Rubio, Bernat Bassa (chief mekanik Luis Salom), pembalap Moto2 Jesko Raffin, Michael Ferger (chief mekanik Raffin) serta manajer Luis, Marco Rodrigo.
Selama FP2 itu, Luis membuat catatan terbaiknya (1 menit 48.608 detik) sebelum melakukan pit stop pertama untuk mengganti ban belakang motornya. Setelah itu Luis kembali ke lintasan dan tidak lama kemudian mengalami insiden tersebut.
Pada lap tersebut, Luis tiba di tikungan 12 dengan titik pengereman 6 km/per jam lebih lambat ketimbang lap tercepatnya, menurut data telemetri itu karena akselerasi yang lebih rendah pada penghujung tikungan 11. Karena kecepatan berkurang, Luis melakukan pengereman sembilan meter kemudian untuk mempertahankan kecepatan di tikungan 12.
Pada awal tikungan 12 itu ada ketidakteraturan pada aspal yang diketahui semua pembalap (bump). Keterlambatan pengereman dilakukan Luis untuk mempertahankan rem ketika berjalan di atas aspal yang bergelombang, yang bertentangan dengan lap-lap sebelumnya dimana dia sudah melepas rem di tempat itu.
Semua itu ditambah dengan lap terbaiknya di FP2 menghasilkan tekanan pada ban depan dan kehilangan grip pada aspal bergelombang. Kehilangan cengkeraman tersebut menghasilkan kecelakaan tragis yang kita semua tahu.