Dandhy Dwi Laksono: Melakukan Liputan Investigasi Itu Ibarat Meludah ke Udara

Lokakarya-media.jpg
(RIAUONLINE.CO.ID/ZUHDY FEBRIYANTO)

Penulis: Wilna Sari

 

PEKANBARU, RIAU ONLINE -  Rubrik atau liputan investigasi di Indonesia semakin minim dikarenakan berbagai faktor bagi setiap media.

 

Hal ini dibenarkan oleh Dandhy Dwi Laksono yang memiliki current job sebagai WatchdoC Production House sekaligus praktisi Aliansi Jurnalis Independen Jakarta, dalam materinya terkait jurnalisme investigasi di Hotel Grand Central Pekanbaru, Selasa, 17 Mei 2016.

 



"Liputan investigasi mulai minim di Indonesia karena tidak adanya political will atau keinginan. Jadi saya tidak percaya kalau yang menjadi alasan itu adalah sumber daya manusianya atau alasan teknis," katanya dalam diskusi interaktif bersama beberapa awak media dan anggota pers mahasiswa undangan. (KLIK: KPK Nilai Sistem Pemerintahan Riau Budayakan Praktik Korupsi)

 

Dia juga mengakui alasan alokasi dana yang besar dan membutuhkan banyak wartawan untuk liputan, seperti yang dicurahkan oleh beberapa awak media lokal yang hadir.

 

"Anggaran dan jumlah wartawan yang dibutuhkan untuk sebuah liputan investigasi juga menjadi pertimbangan bagi perusahaan media saat ini. Belum lagi, melakukan liputan investigasi itu ibarat meludah ke udara. Bukan iklan yang kita dapat dari pemberitaan, tapi musuh yang didapat," katanya. (BACA: Serapan APBD Riau Rendah, KPK Tidak Ingin Disalahkan)

 

Dalam lokakarya media antikorupsi yang digarap Komisi Pemberantasn Korupsi (KPK), Dandhy juga membeberkan bagaimana dia bisa menembus data rahasia milik instansi terkait yang tengah menjadi sorotan media dalam beberapa kasus besar.

 

"Trik saya begini. Makin besar ikan yang kita berikan, maka makin besar yang bisa kita dapat. Jadi, intinya kalau butuh data, ya saya barter informasi," katanya.