RIAU ONLINE - Mengejutkan. Mutu pendidikan di Indonesia berdasarkan hasil survei dilakukan Program for International Student Assessment (PISA), berada nomor tiga paling bawah dari negara-negara yang dinilai sebanyak 65 negara. PISA merupakan lembaga studi internasional tentang prestasi literasi membaca, matematika, dan sains siswa sekolah berusia 15 tahun,
Tak hanya itu, hasil penilaian PISA ini juga menempatkan Malaysia dan negara-negara Latin, Amerika Selatan, satu level dengan Indonesia paling rendah di bidang membaca, matematika dan sains.
Indonesia, bersama Peru dan Qatar, hanya peroleh skor 384, menghuni posisi juru kunci pada PISA 2012. Negeri ini memiliki jumlah tertinggi pelajar dikategorikan berprestasi rendah . Untuk matematika 76 persen, dan IPA 967 persen.
Baca Juga: Potret Anak-anak Pekanbaru Tanpa Pendidikan
PISA merupakan studi yang diselenggarakan setiap tiga tahun sekali, mulai 2000, 2003, 2006, 2009, 2012 dan terakhir 2015 terhadap puluhan negara di dunia.
MURID Sekolah Dasar Negeri (SDN) 135 ini tetap bersekolah dan menuntut ilmu di bangunan bak di kandang sapi, Rabu, 23 Maret 2016. Mirisnya, bangunan sekolah tersebut lebih parah dari banguan sekolah dalam film Laskar Pelangi.
Dalam membaca, diukur bagaimana memahami, menggunakan dan merefleksikan dalam bentuk tulisan. Sedangkan matematika mengindentifikasikan serta memahami dan menggunakan dasar-dasar matematika yang diperlukan seseorang dalam menghadapi kehidupan sehari-hari.
Penilahan sains indikatornya menggunakan pengetahuan dan mengidentifikasi masalah untuk memahami fakta-fakta serta membuat keputusan tentang alam serta perubahan yang terjadi di lingkungan.
Peru, negeri di Amerika Selatan ini hasil penilaian PISA menyatakan, analisa kemampuan murid sekolah berusia 15 tahun di tiga bidang, membaca, matematikan dan ilmu pengetahuan alam dengan skor umum 375. Nilai tertinggi diraih murid Shanghai dengan nilai 587 dan rata-rata skor negara maju berkisar 497.
Klik Juga: Miris, Sekolah di Pekanbaru Ini Lebih Parah Dari Laskar Pelangi
Sedangkan negeri kaya raya, Qatar, seperti dilansir dari dw.com, sekitar 70 persen murid di sana dikategorikan "berprestasi rendah" di bidang matematika. Kondisi ini dperparah dengan tingkat kehadiran pelajar paling rendah.
SEORANG murid Sekolah Dasar Negeri (SDN) 135, Kelurahan Tenayan Raya, Kecamatan Sail, memegang secarik kertas bertuliskan ajakan kepada Wali Kota Pekanbaru, Firdaus untuk melihat sekolah mereka.
Lebih dari 29 persen tercatat pernah bolos selama beberapa jam atau berhari-hari, jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata internasional 25 persen. Tidak heran jika Katar mendarat di posisi 64 dari 65 negara.
Selain itu, negara-negara di urutan juru kunci lainnya, adalah Kolombia. Selain mencatat nilai total 393, Kolombia juga tercatat sebagai negara peserta dengan ketimpangan terbesar antara murid perempuan dan laki-laki. Di negeri itu murid laki-laki rata-rata mampu mengungguli murid perempuan sebanyak 31 angka di tiga bidang yang diujikan.
Disusul kemudian Albania dengan skor nilai 395. Negeri di kawasan Afrika Utara, Tunisia, berdasarkan data dari PISA, angka siswa harus mengulang tahun pelajaran tertinggi di dunia, 36 persen. Tunisia cuma mendapat skor umum 397 dan mendarat di posisi 59 dari 65 negara.
Di negara dengan sepak bola sebagai agamanya, Argentina, dua dari tiga murid sekolah dikategorikan "berprestasi rendah." Negari Tango itu menduduki posisi 59 dari 65 negara dan cuma mendapat skor 397 dalam daftar PISA 2012.
Lihat Juga: Anggota DPR RI Anggap Wako Firdaus Lalai
Peringkat berikutnya, negeri terletak di kawasan Timur Tengah, Yordania. Secara umum murid Yordania mencetak skor 398 dalam daftar PISA. Uniknya, pelajar perempuan mampu mengungguli murid laki-laki di semua bidang diujikan.
PARA orangtua saat menjemput anak-anak mereka yang harus bersekolah di gedung Posyandu, RW 18, Kelurahan Sail, Kecamatan Tenayan Raya, Jumat, 1 April 2016. Di SDN 62 ini murid-murid harus berbagi lokal dengan kelas laiannya.
Kendati memiliki perguruan tinggi berkualitas tinggi dibandingkan negara Arab lain, Yordania masih keteteran membenahi kualitas pendidikan dasar untuk murid sekolah menengah ke atas.
Juru kunci lainnya, Brazil. Sama dengan Argentina, barometer perkembangan pemain sepak bola, tak mampu mendongkrak peringkatnya di dunia pendidikan. Selain itu, Uruguay, dan Malaysia juga menghuni papan bawah mutu pendidikan di bidang membaca, sains dan matematika.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline