Abrasi di Kepulauan Meranti, Dinas Perikanan Riau akan Kelola Mangrove

Diskanlut.jpg
(RIAUONLINE.CO.ID/ISTIMEWA)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Riau, Tien Mastina mengatakan dalam setiap tahunnya, daratan pesisir pantai di Kepulauan Meranti mengalami abrasi yang keadaannya mengkhawatirkan.

 

Setiap tahun besaran abrasi yang terjadi di sana mencapai 10 hingga 30 meter di pantai Kepulauan Meranti. Melihat hal ini, Tien memandang perlu adanya pengelolaan tanaman mangrove bagi kelangsungan hidup ekosistem laut maupun masyarakat pesisirnya.

 

“Peran hutan mangrove ini adalah untuk mencegah proses abrasi pantai yang semakin parah. Abrasi sendiri terjadi akibat pengikisan permukaan tanah oleh hempasan ombak laut” kata Tien, Jumat (22/4/2016).

 



Mangrove selama ini digunakan sebagai tanaman yang berfungsi sebagai pemecah ombak. Selain itu hutan mangrove memiliki fungsi sebagai ekosistem tempat hidupnya banyak biota laut.

 

Menginggat pentingnya peran dan fungsi ekosistem mangrove, Tien menuturkan pihaknya akan bekerjasama dengan akademisi untuk mengelola penataan mangrove di daerah pesisir.

 

"Kami telah bekerjasama dengan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau (UR) untuk permasalahan penataan wilayah konservasi mangrove. Mereka yang melakukan studi kedepannya dan tetap berkoordinasi dengan pihak Dinas Kelautan dan Perikanan," terang Tien.

 

Untuk menahan abrasi pantai di wilayah tersebut. ia telah membicarakan dengan pihak UR mengenai konservasi mangrove apa yang baik untuk dikembangkan disana. “seperti contohnya penataan bambu yang tentu ramah lingkungan," tandasnya.

 

Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline