(INTERNET)
Sabtu, 30 Januari 2016 14:55 WIB
Editor: Fakhrur Rodzi
(INTERNET)
RIAU ONLINE, PEKANBARU - Kepala Kesbangpol Provinsi Riau, Ardi Basuki, memperingatkan masyarakat Riau agar waspada pada organisasi masyarakat terindikasi bertujuan memecah Indonesia dan menyebarluaskan aliran sesat pada masyarakat.
Baru-baru ini, ia mendapat informasi dari intelijen, ada ormas baru terbentuk di Medan, Sumatera Utara. Ormas ini bernama Himpunan Pemuda Sinar Sahid (HIMPASS). Ormas ini memiliki tujuan penyebaran ideologi terindikasi sesat. (Baca Juga: Alasan Gafatar Tidak Mau Dipulangkan. Apa Sikap Pemerintah)
Indikasi sesat, tutur Ardi, karena ada beberapa ajaran menurutnya tak sesuai Islam. Padahal mereka mengaku menyebarkan ajaran Islam. Di antara kesesatan tersebut, mereka meyakini Imam Mahdi telah hadir di Indonesia, Al Jabir alias Zubir Amir alias Zubir bin Amir Abdullah.
"Mereka percaya Imam Mahdi atau imam penutup zaman bagi Islam itu telah hadir dan namanya Zubir Amir. Mereka bahkan memaksa pada masyarakat untuk mempercayai kepercayaan mereka itu. Jika tidak, mereka mengancam Allah akan memberikan azab bagi mereka tak mempercayai kehadirannya," kata Ardi ketika dikonfirmasi RIAUONLINE.CO.ID, Sabtu (30/1/2016).
Untuk menyebarkan agama mereka ke khalayak nasional, tutur Ardi, rencananya 2 Februari 2016 mendatang, sekitar ratusan pengikut mereka akan ke Jakarta untuk mensyiarkan ajaran mereka pada masyarakat luas. Mereka akan dipimpin Sekjen Himpass, M Rizali.
"Dari informasi kita dapat, Massa Himpass telah berangkat ke Jakarta sebanyak 113 orang, Jumat (29/1/2016). Mereka menggunakan 17 kendaraan pribadi dan akan berkonvoi jalan darat ke Jakarta dengan titik kumpul di markas HIMPASS, Jalan Chaidir No. 1 Labuhan Deli Kec. Medan Labuhan, Kota Medan," jelas Ardi. (Klik Juga: Ketika Gafatar Membela Diri)
Baca Juga
Himpass memperkirakan mereka akan tiba di Jakarta, Selasa (2/2/2016) mendatang. Sesampainya di sana mereka akan mendatangi Kedutaan Besar Malaysia dan Istana Negara untuk menyampaikan perihal syiar dari keyakinan mereka.
Mereka, kata Ardi, bahkan kabarnya telah mendapatkan izin dari Mabes Polri untuk melakukan kegiatan mereka tersebut. Nama Himpass, jelasnya, mulai mencuat hingga mancanegara setelah pada 18 Juli 2015 lalu pihak Kepolisian Arab Saudi menangkap 11 WNI karena melaksanakan Salat Idul Fitri di depan Kabah. Di mana kesebelas orang tersebut adalah Jamaah Himpass.
"Mereka yang ditangkap kemarin adalah Zubir bin Amir Abdullah (pendiri HIMPASS), Ismelda Harfianti Lubis, Kharmain Amir Abdullah, Rahmat Abdullah Makki Almalik, Rahmat Syawal Lubis, Rudi Aulia Usman Arif, Muhammad Zainullah Wahid, Muhammad Idris Ruslan, Muhammad Lubis, Joko Handoko Marore dan terakhir Jamsah binti Jasmin," kata Ardi.
Terkait penangkapan tersebut pada 3 Agustus 2015, massa Himpass kemudian melakukan aksi solidaritas di depan Kantor Walikota Medan. Mereka meminta supaya 11 orang tersebut dibebaskan secepatnya.
Jamaah Himpass mempercayai beberapa musibah terjadi di Arab Saudi seperti ambruknya Crane menewaskan Jamaah haji, badai salju dan meninggalnya Pangeran Nawwaf bin Abdul Aziz (keluarga kerajaan Arab Saudi) merupakan akibat tindakan pemerintah Arab Saudi terhadap Zubir bin Amir Abdullah dan lainnya. (Lihat Juga: Anggota Gafatar Akan Terus Dipantau Pemerintah Riau)
"Perlu dilakukan upaya-upaya khusus terhadap keberadaan kelompok Himpass, karena ajarannya memiliki kesamaan dengan Gafatar mempercayai adanya kerasulan baru pada pemimpinnya. Perbedaan Himpass dengan Gafatar hanya pada keyakinan mereka masih dilaksanakannya Sholat oleh pengikut Himpass," jelas lulusan FISIP Unri ini.
Ardi berpesan kepada masyarakat Riau supaya lebih waspada terhadap arganisasi baru yang bisa mengancam keutuhan NKRI dan menyesatkan mereka. Kekhawatiran Ardi sendiri karena dekatnya posisi antara Sumut dan Riau yang bisa berpotensi pada penyebaran ideologi tersebut ke masyarakat Riau.
"Saya meminta masyarakat lebih waspada terhadap gerakan mereka. Pokoknya mereka harus waspada kalau sudah mendengar nama Himpass," tandasnya.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline