Syair Ini Tampar Pergerakan Mahasiswa saat Ini Sarat Kepentingan

Pementasan-Seni-UIN-Suska-Pekanbaru.jpg
(RIAUONLINE.CO.ID/WILNA SARI)

Laporan: Wilna Sari

 

RIAU ONLINE, PEKANBARU 

Pukul, pukul, pukul

Bakar, bakar, bakar

Satu komando, satu tujuan

Pukul bakar buat makar

Bakar makar sangat kelakar

Kau siapa hijau? Kau merah? Kau kuning? Kau hitam? Kita dibariskan, dibotak disuruh mendongak, belepak-lepak, teriak-teriak.
...
Mati kita

Bodat

 

Begitu potongan syair berjudul "Ma-ha-si-wa" garapan penyair muda, Rian Harahap, yang lantang mengudara di tengah panggung acara Bunga Rampai Kampus UIN Sultan Syarif Kasim (Suska) Riau. (Baca Juga: Bupati Toeloes, Chairil Anwar dan Pembantaian Ribuan Warga Rengat



 

Rian mengaku lirik syairnya mewakili kondisi mental aktivis kampus hari ini, khususnya di Riau. "Mahasiswa sekarang banyak setengah mahasiswa, setengah bodat. Bodat itu bahasa Batak, artinya monyet," katanya kepada RIAUONLINE.CO,ID, Sabtu (9/01/2016).


Pernyataan itu disimbolisasikannya dalam syair dan dimaknai dengan kelemahan mahasiswa saat ini yang pergerakannya kerap ditungganggi kepentingan politik.

 

"Meskipun keras berorasi, tapi masih ada mau disuruh ke sana-sini oleh penguasa. Tidak lagi murni perjuangan, sudah terikat kepentingan. Makanya malam ini saya "menampar" mahasiswa lewat karya," katanya.

 

Adapun dari sudut pandangnya, Rian menilai kebobrokan mental ini disebabkan pecahnya kekuatan mahasiswa. "Mahasiswa sekarang masih terkotak-kotakkan, dari yang kuning, hijau, hitam dan merah. Kemudian ketika jadi penguasa ia melebihkan perhatian pada golongannya hingga mendanai pergerakan. Begitulah terjadi seterusnya," katanya. (Klik Juga: Dosen Ini Gagas Islam Melayu, Bukan Islam Nusantara

 

Sehubungan dengan pernyataan tersebut, Hanif Muslim mewakili penyair muda di Kampus Madani ini mengatakan, terjadinya hal itu akibat melemahnya kecintaan sesama mahasiswa.

 

"Kampus ini banyak permasalahannya. Ditambah lagi kurangnya kecintaan sesama mahasiswa, khususnya para aktivis yang pada akhirnya jika buat pergerakan ya bergerak bawa nama golongan masing-masing," katanya.

 

Karena itu, tuturnya, kegiatan malam seni yang digelar di halaman rektorat ini perlu dijadikan agenda rutin bagi mahasiswa. 

 

"Lewat acara seperti ini, kita berharap bisa menjalin keakraban lagi. Duduk, kumpul bersama, atau sekadar menyapa saja, unjuk kebolehan, itu setidaknya sudah menjalin kedekatan sesama mahasiswa pada malam ini," katanya.

 

Adapun penyair Riau yang turut hadir mengisi acara di antaranya Al Idrus dan Presiden Lembaga Adat Suku Laut Hariyono Sri Bijawangsa dan seniman dari alumni UIN Suska Wahyu Mualli Bone. (Lihat Juga: Saat Sastrawan Risih Kabut Asap

 

Di samping pembacaan puisi, musik dan stand up comedy, acara juga turut diramaikan dengan pameran karya lukis, kartun, komik strip dan doodles art buatan tangan mahasiswa.

 


Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline