Lakukan Pungli, Mahasiswa Unri Kirim Uang Rp 99.700 ke Jokowi

Koin-Buat-Presiden-Jokowi.jpg
(RIAUONLINE.CO.ID/ZUHDY FEBRIYANTO)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Usai menggelar aksi di Bundaran Tugu Zapin, depan Kantor Gubernur Riau, Jalan Jenderal Sudirman, Pekanbaru, puluhan mahasiswa tergabung dalam BEM Universitas Riau, beramai-ramai menyeruduk Kantor Pos, sekitar 200 meter dari lokasi unjuk rasa. 

 

Puluhan mahasiswa ini mengirimkan sejumlah uang sumbangan dari masyarakat untuk membantu pemerintah membayar utang luar negerinya yang kian menumpuk. (Baca Juga: BEM Unri Minta Pemerintah Hentikan Pungli BBM

 

Sumbangan masyarakat diperoleh dari penggalangan dana di jalanan sembari aksi mereka lakukan. Dana itu merupakan kepedulian warga Pekanbaru melihat negara dan pemerintah mengemis kepada rakyat dengan melakukan pungutan dana ketahanan energi.

 

Mereka menganggap, pemerintah sudah tak tahu malu, sehingga tak malu melakukan pungutan Rp 300 per liternya pada pengguna BBM Premium dan Solar.


 

"Dari hasil sumbangan masyarakat selama aksi sore ini, kita berhasil mengumpulkan uang Rp 99.700. Uang sumbangan ini langsung akan kita kirimkan pada Presiden Jokowi di Istana Negara," ungkap Koordinator Aksi, Faizal Indra Rangkuti ketika menyerahkan amplop berisi uang recehan kepada pihak kantor Pos, Senin (4/1/2016) sore.

 

Mahasiswa Kumpulkan Koin untuk Jokowi

MAHASISWA yang tergabung BEM Universitas Riau memperlihatkan bingkisan berisi uang Rp 99.700 yang siap dikirim ke Presiden Joko Widodo, Senin (4/1/2016), di Kantor Pos Pekanbaru. Bingkisan tersebut dikirimkan ke Istana Presiden, Jalan Merdeka Barat, sebagai aksi protes terhadap rencana Pungli negara terhadap rakyat mengatasnamakan cabut subsidi.

 

 

Ia menjelaskan, meski sedikit uang tersebut merupakan bentuk andil langsung masyarakat yang hendak membantu pemerintah membayar utangnya. (Klik Juga: Musim Pilkada Usai, PNS tak Dukung Calon Menang Cemas Dimutasi)

 

"Kita berharap uang ini bisa sedikit berarti bagi pemerintah untuk membayar utang negara yang kian menumpuk. Kita memang malu ketika negara memiliki utang yang banyak, tapi kita lebih malu lagi ketika pemerintah mengemis pada rakyatnya sendiri," pungkas Faizal.

 

Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline