Luthfi, Bocah Meninggal Akibat Asap Dimata Temannya

Heri-Wirya-dengan-Hasil-Rontgen-Anaknya.jpg
(RIAUONLINE.CO.ID/ZUHDY FEBRIYANTO)

RIAUONLINE, PEKANBARU - Ramadhan Luthfi Aerli, anak berusia 9 tahun yang meninggal diduga karena asap dikenal sebagai pribadi ceria oleh teman-temannya. Luthfi oleh teman sepermainannya sosok suka menghibur dan bercanda.

 

"Dia anaknya baik, suka melucu dan enak diajak berkawan juga," ucap Rafif yang sehari-hari sekolah di SDN 121 Pekanbaru, Jalan Pepaya.

 

Athaya Haura teman satu sekolah Luthfi di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Pekanbaru mengatakan Luthfi sangat periang dan gampang bergaul dengan teman-temannya. Ia dikenal rajin dan penurut pada guru. (KLIK: Lagi Korban Asap. Lutfi Hembuskan Nafas Jelang Azan Subuh)

 

"Haura sangat kaget sekali waktu baru dengar tadi pagi kalau Luthfi sudah meninggal. Padahal kami ketemu terakhir itu hari selasa sore kemarin," ujar Haura yang masih duduk di bangku kelas 3 MIN 1 Pekanbaru ini.

 



Sedangkan menurut Aldi, teman Luthfi yang lain mengungkapkan sangat kehilangan sahabat yang sudah ia kenal sejak kecil. (BACA: Heri: Selama 2 Jam Luthfi Tak Ditangani Dokter)

 

Siswa kelas 6 SDN 14 Pekanbaru ini sempat tak percaya kabar kepergian Luthfi. "Saya betul-betul kaget dan tak percaya."

 

Luthfi merupakan anak pertama dari 2 bersaudara. Ia duduk di kelas 3 di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Pekanbaru. Luthfi miliki seorang adik lelaki yang masih berumur 2 tahun, Raffi. Raffi kini menjadi anak semata wayang bagi Heri dan Lili setelah Luthfi, anak sulungnya meninggal karena gagal pernafasan.

 

"Kalau keterangan dari dokternya, anak saya meninggal karena gagal pernafasan," tandas Heri.

 

Padahal sebelumnya Luthfi tidak pernah punya riwayat penyakit parah. Sang ayah, Heri Wiria menuturkan, Luthfi sejak lahir tak pernah memiliki penyakit akut yang berpotensi sebabkan kematian.

"Anak saya malah fisiknya cenderung lebih tahan terhadap penyakit ketimbang anak-anak yang lain seumurannya. Kita sangat terpukul sekali atas kejadian ini," ujar Heri sambil terisak menahan tangis atas kepergian putra sulungnya.