HERI Wirya, ayah Ramadhani Aerli Lutfi, saat menunjukkan hasil rontgen anaknya di bagian jantung, Rabu (21/10/2015), di Jalan Pangeran Hidayat Gg Nikmat No 7.
(RIAUONLINE.CO.ID/IZDOR)
RIAU ONLINE, PEKANBARU - Heri Wirya tak mampu membendung air matanya saat menceritakan saat anak kesayanganya, Ramadhani Lutfi Aerli (9), menghembuskan napas terakhirnya, Rabu (21/10/2015), jelang azan Salat Subuh berkumandang.
Para sanak saudara, tetangga dan handai taulan, silih berganti mendatangi rumah serta menghibur keluarganya. Padahal, keceriaan anak laki-laki Heri ini masih terbayang-bayang di dalam pikirannya saat ia bersekolah Senin (19/10/2015). (Baca Juga: Selama Jalan Hanum, Gadis Kecil Korban Ganasnya Asap Riau)
Data RIAUONLINE.CO.ID, Lutfi menjadi korban ketiga akibat asap kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), setelah sebelumnya menimpa Muhanum Anggriawati (12) dan Muhammad Iqbal, PNS Kementerian Agama di Pekanbaru.
Heri menceritakan, Selasa (20/10/2015), bocah laki-laki itu tidak sekolah usai Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru meliburkan proses belajar-mengajar selama dua hari, Selasa dan hari ini, Rabu (21/10/2015). Lutfi baru bangun dari tidurnya sekitar pukul 10.00 WIB. (Klik Juga: Mukhlis: Anak Saya Gagal Pernapasan)
Tak lama kemudian, dua jam berselang, Lutfi mengeluhkan badan panas. Korban lalu meminta tolong ke ibunya untuk dibelikan obat. Usai dibelikan obat, Lutfi tertidur hingga pukul 19.00.
Sebelumnya, gadis kecil bernama Muhanum Anggriawati (12), menjadi korban kerakusan dan ketamakan perusahaan kayu serta sawit saat membuka lahan dengan cara membakarnya. Meninggalnya Hanum, biasa ia dipanggil, mendapat empati warga Pekanbaru.
Hanum, menghadap Sang Khalik Kamis (10/9/2015), sekitar pukul 13.00 WIB, usai dirawat selama empat hari di ICU Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad, Pekanbaru. Hanum merupakan anak pertama Mukhlis, wartawan Harian Vokal. (Lihat Juga: Kembali, Jokowi Berjanji 2 Pekan Api Padam)
"Hanum sulit bernafas akibat kabut asap yang semakin pekat. Hanum tumbang saat bermain dan tak sadarkan diri lagi. Kami dimaklumkan terjadi penumpukan lendir di tenggorokan dan paru-parunya, sehingga perlu mendapat perawatan intensif dari dokter ICU RSUD Arifin Achmad, tempat ia dirawat," kata Pemimpin Redaksi Harian Vokal, Eka Putra Nazir, Kamis (10/9/2015), kepada RIAUONLINE.CO.ID.
Eka mengatakan, empat hari lalu, ia mendapat kabar putri sulung Mukhlis dilarikan ke rumah sakit. "Saya mengizinkan Mukhlis untuk fokus merawat anak kesayangannya di rumah sakit. Pekerjaan sebagai wartawan bisa dikurangi intensitasnya," kata Sekretaris PWI Riau itu.
"Selamat jalan ananda. Kami tahu bagaimana kerasnya engkau belajar sebagai murid kelas enam, dan harus lulus dari SD Negeri 171 Kulim, Kecamatan Tenayan Raya, Pekanbaru. Namun takdir berkata lain," kata Eka lagi. (Baca: Marwan Yohanis: Jokowi Terlalu Banyak Janji, Kurang Bukti)
Simpati dan empati juga datang dari netizen di lina masa Facebook. Akun bernama Saut Al Bara, juga merasakan kehilangan anak periang tersebut. Ia masih teringat saat Hanum dan anaknya, Bintang, bermain-main di Press Cafe, Kantin PWI Riau, Jalan Arifin Achmad.
"Selamat jalan ananda Hanum, masih teringat engkau bermain dengan anakku Bulan dan Bintang di Press Cafe, Kantin PWI Riau," tulis Saut Al Bara.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline