RIAUONLINE, PEKANBARU - Gubernur Riau, Syamsuar, mengatakan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau berupaya mengejar target 14 persen menurunkan sebaran prevalensi stunting.
Berdasarkan Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021, Syamsuar menyebut, stunting di Riau mencapai 22,5 persen.
"Penuntasan kasus stunting merupakan prioritas nasional yang sudah dimasukkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2020," ungkap Syamsuar dalam kegiatan pengukuhan Bapak dan Bunda Asuh Stunting pada Jumat, 30 September 2022.
Syamsuar menyampaikan, kegiatan Bapak dan Bunda Asuh Stunting ini merupakan aksi konvergensi setiap sektor sebagai tanggung jawab wujud formulasi program yang dikeluarkan dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 72 tahun 2021 percepatan penurunan stunting.
Adapun upaya-upaya program ini adalah hasil inisiatif dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Riau. Di antaranya pemenuhan kebutuhan gizi, perbaikan pola asuh, perbaikan akses pendidikan dan mutu layanan kesehatan, serta peningkatan hasil air minum dan sanitasi.
"Karena itu Provinsi Riau telah membuat tim percepatan penurunan angka stunting, mulai dari tingkat provinsi, kabupaten, kecamatan, hingga desa. Ini kompleksitas kinerja percepatan penurunan angka stunting," ujarnya.
Kondisi stunting nasional pada 2021 berada di kisaran angka 24, 4 persen, kemudian untuk penurunan prevalensi stunting ditargetkan sebanyak 14 persen di tahun 2024