RIAU ONLINE, PEKANBARU - Koko Fauzi harus tegar menghadapi cobaan menimpa keluarga kecilnya. Setelah penyakit kanker hati menimpa anak bungsunya, Tiwi Zasmaya, kini muncul penyakit baru di tubuh bayi berusia delapan bulan tersebut.
Koko mengatakan. Setelah dibawa ke Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusomo (RSCM), Jakarta, gejala gizi buruk anak bungsu dari empat bersaudara ini baru terlihat.
"Ternyata setelah di sini (RSCM), anak saya ada gejala gizi buruknya. Makanya gak bisa dilakukan operasi," kata Koko Fauzi melalui sambungan telepon, Jumat, 1 Maret 2019.
ORANGTUA Tiwi
Padahal, kondisi anaknya kini sedang memprihatinkan. Perutnya kini semakin membesar. Padahal, ia harus segera mendapatkan cangkokan hati baru dari ibunya, Elvi Maya Sari.
"Jadi harus menunggu stabil dulu. Makanya tak bisa dilakukan operasi," jelasnya.
Tak hanya itu, cobaan lain rupanya juga harus dipikulnya. Setelah empat bulan lalu Tiwi menjalani operasi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad Provinsi Riau, Koko hingga saat ini terpaksa meninggalkan pekerjaannya sebagai buruh harian. Sedangkan ibunya, sebagai ibu rumah tangga.
"Istri itu ibu rumah tangga saja. Setelah empat bulan lalu Tiwi operasi saya tidak lagi bekerja, hingga sekarang Bang. Belum lagi untuk susu anak. Sudah mahal, susah pula nyarinya. Obatnya juga sering kosong. Jadi harus beli di luar," jelasnya kembali.
Padahal, Koko dijanjikan semua biaya selama berada di Jakarta, ditanggung daerah. Namun karena kondisi seperti itu, Koko hanya bisa mengharapkan bantuan sesama komonitas Vespanya di Pekanbaru. Belum lagi biaya operasi tertunda Rp 250 juta.
"Untuk biaya katanya ditanggung Pemprov Riau melalui Dinas Kesehatan. Tapi sampai saat ini belum. Selama di Jakarta, biaya banyak mengalir dari bantuan komunitas yang peduli. Karena mereka tahu, akhirnya malah mereka suport. Tapi ya, seadanya," tegasnya.
Sementara itu, di kesempatan yang berbeda, Kasi Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan Dinas Kesehatan Riau, Rosni menjamin, untuk biaya, akan ditanggung sepenuhnya Pemprov Riau. Namun, sampai saat ini masih terkendala rumitnya birokrasi Pemerintahaan.
"Untuk keluarga ini tidak ada masalah. Kita sudah fasilitas pasien sampai ke Jakarta. Saat pasien ini datang ke kami, mereka belum mempunyai jaminan kesehatan. Sementara itu, ia harus dirujuk ke RSCM Jakarta. Jadi kami lakukan koordinasi dengan Dinkes Kota Pekanbaru supaya didaftarkan segera sebagai penerima bantuan iuran ke peserta, Penerima Bantuan Iuran (PBI)," sebutnya.
Ia menjelaskan, sekarang pasien sudah menjadi peserta PBI, sekaligus sudah terdaftar di BPJS Kesehatan sebagai anggota PBI.
"Kartu Indonesia Sehat (KIS) juga sudah aktif. Kemudian pasien berangkat ke Jakarta tanggal 10 Januari 2019. Sampai di sana segala biaya pengobatan sudah ditanggung BPJS Kesehatan 100 persen. Selanjutnya, proses administrasi untuk akomodasi selama di sana dalam proses," tutupnya mantap.