RIAU ONLINE - Perilaku tak setia terhadap satu pasangan ternyata memicu sejumlah penyakit datang kepada orang melakukannya. Ini ditambah lagi, pola kehidupan hedonisme dengan mengagung-agungkan pergaulan bebas berujung pada gonta-ganti pasangan seks.
Inilah menjadi pemicu utama penularan penyakit Infeksi Menular Seks (IMS). Jika dirincikan, tutur dr Jessica Florencia, anggota Redaksi Medis Klikdokter.com, sesuai data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, faktor risiko penularan HIV terbanyak adalah berikut ini:
1. Heteroseksual berkontribusi 58,7 persen
2. Injecting drug users (IDU), sebanyak 17,5 persen
3. Penularan perinatal 2,7 persen dan
4. Homoseksual sebanyak 2,3 persen
Di dalam dunia medis, IMS diartikan sebagai semua infeksi ditularkan melalui aktivitas seksual, termasuk HIV/AIDS. Untuk itu, pengenalan gejala menjadi sangat penting agar dapat segera mencari pertolongan medis. (Baca Juga: Gatal di Kemaluan Jangan Dianggap Remeh. Ini Bahayanya)
IMS pada pria maupun wanita dapat dengan mudah dikenali lewat 3 gejala:
1. Duh tubuh
Cairan keluar dari kemaluan tidak normal. Pada wanita biasanya disebut keputihan. Cairan yang tidak normal biasanya warnanya kehijauan, keabu-abuan, berbusa.
2. Nyeri berkemih
Gejala ini adanya keluhan saat buang air kecil seperti terasa sakit, perih, panas, anyang-anyangan.
3. Benjolan atau bintik
Terutama di area-area yang terkait dengan aktivitas hubungan seksual, seperti di daerah kemaluan, mulut dan rongga mulut, dubur/anus. Benjolan tersebut dapat berupa jengger ayam di daerah sekitar dubur atau kemaluan, pembesaran kelenjar getah bening biasanya di daerah lipat paha atau bintik-bintik berair seperti cacar air di daerah kemaluan atau mulut.
Pada infeksi HIV, mulanya biasanya disertai dengan gejala seperti flu biasa kemudian dapat sembuh sendiri, sehingga perlu pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui adanya infeksi virus HIV. (Klik Juga: Sering Tahan Kencing? Mulai Sekarang Hentikan)
"Mereka yang memiliki perilaku aktivitas seksual berbahaya sebaiknya memeriksakan status HIV-nya ke dokter," tutur Jessica Florencia.
Penanganan IMS ini sebenarnya harus segera, supaya infeksi terjadi tidak naik ke organ reproduksi atas dan menyebabkan ketidaksuburan atau dalam kasus HIV, menyebabkan kematian. Maka, ada 3 hal yang harus segera dilakukan:
1. Segera mencari pertolongan medis
Jangan bertanya pada teman atau diobati sendiri dengan dosis dan aturan pakai salah karena nanti dapat menyebabkan penyakit lebih parah dan harus diobati dengan obat lebih kuat.
2. Jujur dengan dokter
Terbuka mengenai riwayat aktivitas seksual dengan segera kepada dokter agar dokter dapat segera menelusuri penyebab masalah kesehatan dan dapat memberikan pengobatan yang tepat.
3. Terbuka dengan pasangan
Pada saat pengobatan perlu jujur dengan pasangan, karena partner seksual juga perlu diobati agar tidak terjadi infeksi berulang. Selain itu, hal ini menyangkut pantangan saat pengobatan yaitu tidak boleh berhubungan sama sekali selama pengobatan.
Dalam menghadapi masalah infeksi menular seksual, diperlukan kerja sama antara dokter dengan pasien. (Lihat Juga: Bawang Putih Mampu Cegah Penyakit Kronis)
Kita juga perlu mengetahui fakta mengenai IMS, yaitu:
a. Tidak ada yang imun terhadap IMS ini, termasuk HIV.
b. Semua orang, wanita atau pria, bisa terkena, walaupun baru pertama kali melakukan hubungan seksual yang tidak bertanggung jawab.
c. Usia tua maupun muda dapat terkena. Bayi pun dapat tertular dari Ibu yang terinfeksi.
Untuk itulah, adalah penting untuk menghindari diri dari terinfeksi dan cara paling efektif untuk mencegah terjadinya IMS dan penyebaran penularannya adalah dengan setia pada pasangan dan menjauhi perilaku seksual yang tidak bertanggung jawab.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline