RIAU ONLINE - Apakah normal jika sedang tidak terangsang justru keluar air mani? Kalau dalam kondisi terangsang itu merupakan kondisi normal. Jika Anda pernah alami kondisi yang pertama, ini harus dikhawatirkan.
Mungkin terdengar mengherankan. Tetapi benar adanya, dalam medis terdapat kondisi air mani dapat terus-terusan keluar. Keluarnya air mani tersebut terjadi tanpa disadari dan tanpa sensasi orgasme ataupun seksualitas lainnya. (Baca Juga: Ini Manfaat Luar Biasa si Buah Salak)
"Kondisi ini di dalam medis dikenal dengan istilah spermatorrhea. Secara definisi, spermatorrhea diartikan sebagai situasi kebocoran katup air mani mengakibatkan terganggunya kemampuan saluran air mani untuk membuka dan menutup pada waktu yang tepat, " kata dr Melyarna Putri, anggota Redaksi Medis Kedokteran Umum di KlikDokter.com.
Sehingga, tutur Melyarna, pengeluaran semen terjadi secara berlebihan tanpa disadari pada saat penderita berjalan, bergerak atau bahkan sedang duduk biasa.
Sperma dan air mani, jelasnya, tidak hanya keluar saat ereksi, lendir-lendir tersebut bisa juga keluar sewaktu-waktu. Perbedaan ejakulasi dengan kebocoran katup air mani ini adalah, tidak adanya fase orgasme terjadi pada kasus ini dan tanpa adanya stimulasi seksual pun, kebocoran katup air mani dapat terjadi. Tidak seperti pada ejakulasi yang selalu dibarengi oleh fase orgasme. (Klik Juga: Makan Malam Bikin Gemuk. Mitos atau Fakta)
Kondisi spermatorrhea biasanya disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya: adanya gangguan pada saraf parasimpatis, ketidakseimbangan hormon, gangguan prostat, gangguan psikis, pengaruh buku dan film mengandung pornografi serta lingkungan sekitar yang mendukung.
Masturbasi terlalu sering, katanya, akan menyebabkan perubahan kimiawi dalam tubuh. Perubahan kimia menstimulasi saraf parasimpatis. Inilah yang akan menghasilkan hormone seks sehingga tubuh akan masuk kedalam fase stimulasi saraf simpatis, yaitu suatu fase dimana proses ejakulasi akan terjadi.
Faktor kelelahan yang sangat berat
Infeksi di bagian urethra,glans penis dan adanya phimosis (suatu keadaan dimana ujung preputium (ujung penis) mengalami penyempitan sehingga tidak dapat ditarik kebawah untuk membuka seluruh kepala penis, sehingga tidak dapat dibersihkan dan memicu infeksi saluran kemih. (Lihat Juga: Tidurlah yang Cukup, Ini Manfaatnya)
Gejala dari spermatorrhea antara lain, air mani (semen) menetes-netes. Dapat terjadi pada saat tidur, pada saat berpikiran tentang seks, pada saat mengedan sebelum dan sesudah buang air kecil dan pada saat sebelum berhubungan seksual.
Kemudian, konstipasi, sakit kepala, depresi, kurang konsentrasi, nyeri punggung, nafsu makan berkurang, dan menjadi sering menyendiri.
Untuk terapi dan pengobatan spermatorrhea biasanya dilakukan dengan mengurangi frekuensi masturbasi, perubahan gaya hidup melalui olahraga kurang lebih 45 menit dalam sehari, pola makan yang teratur. Menghindari alcohol dan obat-obatan terlarang serta mengosongkan kandung kemih (berkemih) sebelum tidur.