RIAU ONLINE - Presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Donald Trump, mengancam akan menerapkan tarif hingga 100 persen bagi anggota BRICS karena dinilai melemahkan dolar AS.
Meski demikian, ancaman ini tak menyurutkan niat Indonesia untuk bergabung dengan organisasi tersebut. Hal ini disampaikan Menteri Luar Negeri RI, Sugiono di Gedung Parlemen, Jakarta, Senin, 2 Desember 2024.
“Masih (minat masuk BRICS), belum ada perubahan,” kata Sugiono, dikutip dari KUMPARAN.
Sugiono menjelaskan, ancaman Trump terkait dedolarisasi tidak relevan dengan pembahasan dalam KTT BRICS di Kazan, Rusia, Oktober lalu.
“Pada saat KTT BRICS di Kazan [Rusia] itu tidak ada pembicaraan mengenai dedolarisasi. Kalau misalnya ada statement dari presiden terpilih Amerika Serikat seperti itu, ya, yang pasti pada saat KTT kemarin tidak dibicarakan,” ujarnya.
Menurut Sugiono, ancaman Trump tersebut tidak akan mengubah langkah Indonesia kecuali jika ada ancaman nyata terhadap kepentingan nasional.
“Kalau misalnya itu merupakan sesuatu yang sifatnya mengancam kepentingan nasional, ya, kita bisa saja kan melihat kembali siklusnya seperti apa,” ujarnya.
BRICS yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, China, Afrika Selatan, serta tambahan anggota seperti Mesir, Ethiopia, Iran, dan Uni Emirat Arab, belakangan gencar mendorong dedolarisasi untuk mengurangi ketergantungan pada dolar AS dalam perdagangan internasional dengan mengutamakan penggunaan mata uang lokal.