RIAU ONLINE - Pemerintah Amerika Serikat (AS) tengah menggodok rencana untuk kembali memasok amunisi militer Israel. Sebanyak 500 pon atau sekitar 266 kilogram yang pengirimannya ditangguhkan pada Mei 2024 lalu diwacanakan bakal dikirim.
Hal ini kembali dibahas saat kunjungan Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, ke Washington pada pekan ini, seperti dilaporkan Reuters, dilansir dari kumparan, Jumat, 28 Juni 2024.
Menurut Axios, mengutip ucapan salah satu pejabat AS dan Israel, saat ini AS bahkan sudah bersiap untuk mengirim ratusan kilogram bom tersebut ke Israel.
Salah satu pejabat senior AS, kepada Gallant, mengatakan bahwa para pembantu utama Presiden AS, Joe Biden, meminta agar pengiriman bom itu ditunda sementara, karena mereka masih akan meninjau rencana ini.
Rencana pengiriman amunisi bom ini sebelumnya dihentikan pada Mei 2024 lalu. Keputusan ini diambil karena AS khawatir dengan rencana Israel menginvasi Rafah.
"Kami menghentikan satu pengiriman senjata pada pekan lalu," kata pejabat senior itu seperti diberitakan AFP, Selasa, 7 Mei 2024.
"Itu terdiri dari 907 kg bom dan 226 kg bom," sambung dia.
Menurutnya, AS khatir bom-bom itu akan digunakan menyerang Rafah. Wilayah Rafah saat ini menampung lebih dari satu juta pengungsi di Gaza yang terdesak dari wilayahnya yang dihancurkan tentara penjajah Israel.
Secara historis, AS adalah pendonor senjata terbesar bagi Israel. Akan tetapi pada April 2024, Biden memutuskan meninjau kembali bantuan persenjataan ke Israel.
Itu disebabkan rencana Israel menyerang Rafah yang perlahan sudah dilakukan pada pekan ini. Gedung Putih sejak awal menolak rencana Israel menyerang Rafah karena tak memiliki rencana detail bagaimana melindungi warga sipil di sana.