Gandeng Putri Presiden Dutarte, Anak Eks Diktator Jadi Presiden Filipina

Ferdinand-Marcos-Jr.jpg
(Via Suara.com/AP: Aaron Favila)

RIAU ONLINE, PEKANBARU-Ferdinand Marcos Jr hampir dipastikan menang telak dalam pemilihan presiden atau pilpres Filipina. Dalam versi penghitungan cepat kemarin, putra mendiang diktator Ferdinand Marcos, meraup lebih dari 90 persen suara.

Ferdinand "Bongbong" Marcos Junior telah mendapatkan hampir 30 juta suara, lebih dari dua kali lipat dibandingkan saingan terdekatnya, Leni Robredo yang menjabat sebagai Wakil Presiden Filipina saat ini. Robredo dikenal sebagai pengacara pembela hak asasi manusia.


Keunggulan yang tak tergoyahkan itu menunjukkan perubahan haluan yang mencengangkan bagi nasib klan Marcos. Keluarga diktator Marcos terusir dari istana presiden setengah abad yang lalu. Pada 1986, ibu negara senior Imelda Marcos diasingkan melalui revolusi "Kekuatan Rakyat".

Dalam hasil jajak pendapat pilpres Filipina sebelumnya, Marcor Jr. unggul dibandingkan Robredo, yang bersekutu dengan gerakan yang menggulingkan kediktatoran ayahnya pada 1986. Empat tahun setelah jatuh, keluarga Marcos kembali ke Filipina dari pengasingan dan memulai kembali debut politiknya.




Pemungutan suara juga merupakan kesempatan bagi Marcos untuk membalas kekalahannya dari Robredo dalam pemilihan wakil presiden 2016. Saat itu ia kalah tipis dengan selisih 200.000 suara.


Saingan Ferdinand Marcos Jr., Robredo adalah seorang pengacara dan ekonom berusia 57 tahun. Dalam kampanyenya ia berjanji membersihkan gaya politik kotor yang telah lama mengganggu demokrasi feodal dan korup, di mana segelintir nama keluarga memegang kendali.

“Ini persimpangan jalan lain bagi kami,” Judy Taguiwalo, 72, seorang aktivis anti-Marcos yang ditangkap dua kali dan disiksa. “Kita harus terus berdiri dan berjuang,” tambahnya.

Presiden terpilih akan menjalani masa jabatan mulai 30 Juni 2022 selama enam tahun. Sederet masalah besar telah menanti termasuk ekonomi yang dilanda pandemi, kemiskinan yang parah, dan warisan dari tindakan keras anti-narkoba brutal oleh presiden sebelumnya Rodrigo Duterte.

Selain kursi kepresidenan, lebih dari 18.000 jabatan pemerintah diperebutkan, termasuk setengah dari 24 anggota Senat, lebih dari 300 kursi di Dewan Perwakilan Rakyat, serta kantor-kantor provinsi dan lokal di seluruh Filipina. Sekitar 67 juta telah mendaftar untuk memberikan suara selama pemungutan yang berlangsung 13 jam tersebut dikutip dari tempo.co