RIAUONLINE, LONDON-Transformasi dari pengikut ISIS menjadi warga biasa bikin penampilan Shamima Begum mengejutkan publik. Wanita yang dikenal pernah menjadi 'pengantin ISIS' itu disebut telah 'glow up'.
Di awal kemunculannya, Shamima mengenakan hijab dan baju serba hitam. Kini setelah keluar dari grup militan tersebut ia terlihat memakai tank top dengan rambut dan kuku yang diwarnai.
Shamima tampil dalam wawancara Good Morning Britain. Selagi membicarakan kondisi terbarunya di penampungan pengungsi, ia bikin pangling dengan gaya kebarat-baratan yang jadi perbincangan di media sosial.
Shamima yang dulu berpakaian tertutup kini disebut seperti bintang reality show.
Dalam video, wanita asal Inggris yang sudah kehilangan kewarganegaraannya karena menikahi jihadi ISIS di 2015 itu kini memilih topi Nike untuk menutupi kepalanya.
Rambutnya pun dicat warna cokelat kemerahan dan mengenakan kuteks oranye. Meski hidup di pengungsian, Shamima juga mengenakan jeans dan sneakers.
Shamima Begum Foto: Dok. ITV/Good Morning Britain
Saat diwawancara, wanita 22 tahun tersebut berkata jika ia adalah korban dari para ekstrimis. Ia kini lebih memilih untuk mati daripada bergabung dengan ISIS lagi.
Dalam kesempatan itu, Shamima ga mengakui kesalahannya, termasuk saat membenarkan serangan terorisme yang terjadi di Manchester Arena.
Shamima sendiri menolak bahwa perubahan imejnya bertujuan untuk publisitas saja. Ia mengaku jika keputusannya untuk melepas hijab karena dirinya sendiri.
"Aku tidak memakai hijab mungkin sudah lebih dari setahun sekarang. Aku melepasnya untuk diriku sendiri karena aku merasa sangat dibatasi dalam hijab, aku merasa bukan diriku sendiri. Dan aku merasa ini membuatku bahagia, tidak memakai hijab, aku tidak melakukannya untuk siapa-siapa selain diriku sendiri," ujarnya.
Setelah menyesali keputusan ikut ISIS, kini Shamima Begum memohon maaf pada warga Inggris atas kesalahannya.
Shamima Begum
Wanita yang mengaku pernah menjahit rompi untuk bom bunuh diri itu meminta agar bisa diterima kembali di sana. Ia juga menawarkan diri menjadi aset pemerintah untuk bantuan memerangi terorisme.
"Aku tahu sangat sulit untuk masyarakat Inggris mencoba memaafkanku karena mereka hidup dalam ketakutan akan IS dan kehilangan orang-orang tercinta karena IS tapi aku juga telah hidup dalam ketakutan yang sama dan aku juga kehilangan orang-orang tercinta jadi aku bisa bersimpati dengan mereka," dikutip dari wolipop
"Aku datang ke Suriah bukan untuk alasan-alasan kekerasan. Saat itu aku tidak tahu ISIS adalah kultus kematian, aku pikir aku bergabung dengan komunitas Islami, aku diberi informasi yang salah oleh orang di internet," lanjut wanita yang mengaku awalnya ikut ISIS hanya untuk menikah dan membesarkan anak secara Islami.