Syamsuar: Walau Turun Level 3, Kita Jangan Terlalu Euforia

Syamsuar164.jpg
(Laras Olivia/Riau Online)

RIAU ONLINE, PEKANBARU-Kasus Covid-19 di Riau saat ini mulai melandai. Pelaksanaan PPKM pun turun menjadi level 3. Masyarakat mulai melakukan aktivitas normal dengan tetap mematuhi protokol kesehatan (prokes).

 

Gubernur Riau, Syamsuar menyampaikan agar masyarakat jangan terlalu euforia. Menurutnya, pandemi masih belum berakhir dan bisa ada potensi muncul lagi. Dirinya tidak ingin ada penularan Covid-19 yang tinggi di Riau.

 

"Kita tidak harapkan kalau kita turun kita euforia. Jadi, tak boleh abaikan prokes. Di beberapa negara sudah ada gelombang ketiga," jelasnya saat membuka kegiatan penggalangan dan peningkatan Kapasitas 1000 Relawan Covid-19 Wilayah Pekanbaru, Senin 13 September 2021.

 

Syamsuar menyebut, belum ada standar negara yang sukses menakhlukkan Covid-19. Termasuk negara-negara maju. Menurutnya, PPKM menjadi satu upaya pencegahan yang cukup menekan angka penyebaran Covid-19.

 

"PPKM merupakan satu upaya agar orang tidak keluar rumah dan membatasi aktivitas pergerakan. Kalau tidak ada pertemuan maka tidak akan ada kontak erat," jelasnya.

 

Lebih lanjut dikatakannya, Riau pernah hampir mendekati kasus di angka 10 ribu. Sekarang kasus aktif sekitar 2.119 yang sebagian besar merupakan kasus OTG. 

 


"Sebaiknya yang OTG ini jangan isolasi di rumah. Kita tetap lakukan testing, tracing dan treatment. Kalau sudah dilakukan tes, maka langkah kita tepat," ujarnya.

 

 

 

Syamsuar menuturkan, ada penurunan jumlah pasien dirawat di faskes. Saat ini hanya sekitar 27 persen keterisian isolasi di faskes. Pihaknya sudah meminta kepada seluruh bupati dan wali kota. Meskipun kasus turun, kapasitasnya tidak boleh lagi diubah.

 

"Ini berkaitan dengan keamanan dan isolasi terpusat, tidak penuh lagi. Isolasi terpusat sekarang sudah disiapkan lagi sekian ribu tempat tidur. Itu tidak boleh diubah, karena kita harus siaga seandainya jika dilakukan treatment," paparnya.

 

Menurutnya, penting kerjasama dari semua komponen dan forkopimda termasuk para relawan yang ada di provinsi Riau ini. Maka ketika terjadi lonjakan semua bisa siap diatasi.

 

"Jadi tidak ada yang meninggal di mobil atau meninggal karena kekurangan oksigen. Kalau pemerintah saja yang kerja bisa keteteran," ulasnya.

 

Lanjutnya, upaya lain penanganan yakni vaksinasi. Di Riau sudah 25,8 persen telah vaksin pertama. Kemudian 16,9 persen vaksin dua. Pemerintah Provinsi masih menanti kedatangan stok vaksin dari Kementerian Kesehatan.

 

Syamsuar berterimakasih kepada Badan Nasional Penggalangan Bencana (BNPB) yang telah menyelenggarakan acara. Banyak dari mahasiswa yang ikut jadi relawan.

 

"Semoga bisa diakokodir. Semakin banyak relawan yang tau, secara tidak langsung bisa berikan edukasi kepada masyarakat," tutupnya.