RIAU ONLINE, TOKYO-Jepang, AS, dan Prancis memulai latihan militer gabungan pertama mereka pada Selasa (11 Mei) di Barat Daya Jepang, seiring peningkatan kekhawatiran atas meningkatnya ketegasan China di wilayah tersebut.
Sebuah kapal Angkatan Laut Australia juga mengambil bagian dalam latihan udara, darat, dan laut selama seminggu yang melibatkan 300 tentara dari ketiga negara tersebut.
Latihan militer itu terjadi ketika Tokyo ingin memperdalam hubungan pertahanan di luar sekutu utamanya AS, dan dengan memperhatikan langkah-langkah Beijing di Laut China Timur dan Selatan.
"Itu tidak diragukan lagi mencegah perilaku China yang semakin agresif di kawasan itu," kata Takashi Kawakami, Kepala Institut Studi Dunia di Universitas Takushoku, kepada AFP, seperti dikutip Channel News Asia.
Baca Juga: Kelompok serang kapal induk Inggris siap menuju Jepang, China bisa panas
"Dalam jangka panjang, komitmen Eropa di Indo-Pasifik bisa mengarah pada hubungan yang lebih erat antara Jepang dan NATO, sesuatu yang diadvokasi oleh mantan perdana menteri Shinzo Abe," tambahnya.
Latihan jet tempur dan operasi amfibi
Latihan militer Jepang, AS, dan Prancis tersebut, yang mencakup pelatihan jet tempur dan operasi amfibi, akan diadakan di wilayah Kyushu dan di laut dengan menjalankan protokol kesehatan yang ketat.
Sebuah kapal selam Jepang dan 10 kapal perang, enam dari Jepang, dua dari Prancis, satu dari AS, dan satu lagi dari Australia, akan terlibat dalam latihan itu, seorang pejabat Angkatan Laut Prancis mengatakan kepada AFP, seperti dilansir Channel News Asia.
China mengklaim sebagian besar Laut China Selatan, menggunakan apa yang Beijing sebut sembilan garis putus-putus untuk membenarkan apa yang mereka katakan sebagai hak bersejarah atas jalur perdagangan utama.