RIAU ONLINE, YERUSALEM-Menteri Perumahan Israel, Yaakov Litzman, memilih mundur karena tak setuju dengan lockdown.
Dia protes karena karena lockdown virus Corona (COVID-19) menghalangi perayaan Tahun Baru Yahudi.
Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu, baru saja mengumumkan pemberlakuan lockdown nasional selama tiga minggu.
Seperti dilansir Reuters, Senin 14 September 2020, lockdown tersebut akan menjadi pembatasan paling luas yang diberlakukan Israel sejak lockdown pertama diterapkan antara akhir Maret hingga awal Mei lalu.
Lockdown nasional itu akan mulai berlaku Jumat 18 September mendatang, tepat saat perayaan Tahun Baru Yahudi, Rosh Hashana, hingga 27 September mendatang, saat peringatan Yom Kippur yang merupakan hari paling suci dalam agama Yahudi.
"Ini (lockdown nasional-red) salah dan mencemooh ratusan ribu warga," sebut Menteri Perumahan Israel, Yaakov Litzman, dalam surat pengunduran dirinya.
Litzman diketahui memimpin aliansi politik ultra-Ortodoks Yahudi, United Torah Judaism, dalam parlemen. Aliansi itu tergabung dalam koalisi konservatif PM Netanyahu. Litzman sebelumnya menjabat Menteri Kesehatan Israel saat awal-awal pandemi Corona merebak.
"Di mana Anda hingga sekarang? Mengapa hari libur Yahudi menjadi waktu nyaman untuk menangkal virus Corona..?" imbuhnya.
Di bawah undang-undang Israel, pengunduran Litzman akan berlaku dalam 48 jam. Meskipun pengunduran diri ini menandai ketegangan antara Netanyahu dan mitra politiknya, namun diperkirakan tidak akan berdampak langsung pada stabilitas koalisi pemerintahan.
Dalam pernyataan kepada kabinet Israel saat voting untuk lockdown, Netanyahu menyesalkan pengunduran diri Litzman. Namun dia menambahkan bahwa: "Kita harus bergerak maju, untuk membuat keputusan yang diperlukan bagi Israel dalam era virus Corona, dan itulah yang akan kita lakukan dalam sesi ini."
Israel yang berpenduduk 9 juta jiwa, sejauh ini melaporkan 153.217 kasus Corona dengan 1.103 kematian. Dengan jumlah kasus baru mencapai 3 ribu per hari dalam beberapa pekan terakhir, otoritas Israel khawatir sistem kesehatan bisa kewalahan.
Menteri Dalam Negeri Israel, Aryeh Deri, yang memimpin partai ultra-Ortodoks Yahudi lainnya, menyatakan dukungan untuk lockdown Corona. Dia menegaskan bahwa tidak mematuhi lockdown saat musim liburan mendatang akan sama saja dengan tindak pembunuhan.
Artikel ini sudah terbit di Detik.com