Avifavir Hanya Butuh 10 Hari Sembuhkan Pasien Covid-19

Virus-Corona2.jpg
(istimewa)

RIAU ONLINE, MOSKOW-Rusia menggunakan obat Avifavir dalam mengobati pasien terinfeksi virus Corona karena efek sampingnya relatif sedikit.

Obat berbentuk tablet ini bakal membantu pasien menjalani perawatan lebih cepat di rumah sakit.

Obat ini juga mengurangi durasi infeksi virus Corona pada pasien.

“Tapi obat ini kurang cocok untuk perempuan hamil,” kata Dmitriev seperti dilansir Reuters pada Senin, 1 Juni 2020.

Obat Avifavir ini cocok bagi pasien yang mengalami gejala ringan hingga menengah infeksi virus corona.

RDIF memiliki sekitar 50 persen saham di perusahaan manufaktur oat ChemRar.



RDIF juga mendanai proses uji klinis obat Avifavir ini sebanyak sekitar US$4.3 juta atau sekitar Rp62 miliar.

Biaya pengembangan obat ini di Rusia relatif rendah karena riset sebelumnya telah dilakukan di Jepang.

Obat Avifavir ini, yang juga dikenal sebagai favipiravir, dikembangkan pertama kali pada akhir 1990 oleh perusahaan asal Jepang.

Perusahaan ini kemudian dibeli oleh Fujifilm, yang mulai merambah bisnis layanan kesehatan.

Obat Avifavir ini bekerja dengan merusak mekanisme reproduksi dari virus termasuk virus influenza.

Spesialis medis dari Rusia memodifikasi obat ini untuk meningkatkan kemampuannya menyerang virus Corona atau Covid-19.

“Obat ini menunjukkan hasil sangat bagus pada uji klinis acak. Setelah empat hari, 65 persen pasien tidak lagi terinfeksi virus Corona,” kata Dmitriev.

Sebanyak 90 persen lebih pasien sembuh dari infeksi virus Corona dalam sepuluh hari.

Rusia, seperti dilansir situs Johns Hopkins University, memiliki 414 ribu orang terinfeksi virus Corona. Sebanyak 4.800 orang meninggal dunia akibat infeksi virus ini. Artikel ini sudah terbit di Tempo