RIAU ONLINE, TAHERAN-Gelombang aksi demo di Iran membuat mantan putra mahkota Iran, Reza Pahlavi memprediksi rezim Ayatullah Khamenei akan segera.
DIa bahkan memprediksi bahwa kekuaasan Ayatullah Khamenei hanya selama 30 hari lagi.
Pahlavi saat ini hidup di pengasingan di Amerika Serikat. Ia mengatakan, keadaan Iran kini mengingatkannya pada demo besar yang melengserkan kekuasaan sang ayah, Mohammad Reza Pahlavi, pada 1979 lalu.
demo, Iran
"Cuma masalah waktu untuk mencapai klimaks. Saya pikir kami sudah ada dalam mode itu," kata Pahlavi, seperti dikutip dari AFP, Kamis (16/1).
"Ini adalah pekan atau bulan sebelum keruntuhan total, tak jauh beda dengan tiga bulan terakhir pada 1979 sebelum revolusi," sambung dia.
Agar rezim cepat runtuh, Pahlavi mendorong Presiden Amerika Serikat Donald Trump memberikan tekanan maksimum pada pemerintah Iran. Beberapa cara yang bisa dipakai adalah terus mengisolasi dan menambah sanksi.
"Perlu waktu lama untuk mengakui ini bukan rezim normal dan tidak akan mengubah perilaku mereka. Rekan sebangsa saya mengerti bahwa ini tak bisa direformasi tapi harus disingkirkan," kata Pahlavi.
Mengenai apakah mungkin Iran kembali ke Monarki, Pahlavi melihat peluang tersebut sangat kecil. Ia malah mendukung terbentuknya pemerintahan demokrasi sekuler di Iran.
Sebelum 1979 Iran adalah negara monarki yang dipimpin oleh dinasti Pahlavi. Dinasti Pahlavi mendapat protes lantaran begitu dekat dengan Barat dan diduga terlibat korupsi besar.
Awal 1979 monarki Iran runtuh oleh gerakan revolusi pimpinan Ayatullah Khameini. Peristiwa pada 1979 dikenal sebagai Revolusi Islam.
Sejak saat itu, keluarga Pahlavi diusir keluar Iran. Reza Pahlavi pun mengasingkan diri ke Amerika Serikat.
Artikel ini sudah terbit di Kumparan.com