Pelaku kriminal menjarah toko-toko di sepanjang jalan sejak aksi mogok polisi pada Sabtu, 4 Februari 2017, pagi.
(BBC/AFP)
RIAU ONLINE - Sebanyak dua ratus federal di Brasil dikerahkan ke Kota Victoria, di timur negara bagian Espirito Santo, yang tengah dilanda kekacauan hebat setelah polisi melakukan pemogokan sejak Sabtu, 4 Februari 2017.
Tindak kriminal merajalela di kota itu. Sejak Sabtu, sudah terjadi 51 pembunuhan. Toko-toko dijarah, bus dibakar hingga jenazah bersimbah darah terkapar di jalan-jalan hanya dua hari setelah polisi melakukan pemogokan.
"Para preman secara acak menembaki siapa saja yang melewati jalan Esperito Santo. Tuhan apa yang terjadi," kata seorang warga dikutip dari The Sun, Selasa, 7 Februari 2017.
Baca Juga: Bocah 16 Tahun Ini Peras Sepasang Kekasih Dengan Senjata Tajam
Sementara, sekolah tetap ditutup pada Senin, 6 Februari 2017 dan pertandingan sepak bola lokal harus ditunda karena lonjakan kasus kekerasan.
Gubernur Cesar Colnago, memohon kepada Presiden Michel Tmer untuk mengirim Angkatan Nasional dan tentara untuk menjaga keamanan warga di Espirito Santo.
Polisi berhenti berpratoli di jalan-jalan dan melakukan pemogokan sejak Sabtu pagi atas gaji yang belum dibayarkan. Bahkan, memblokade kantor polisi. Mereka mentutut upah yang lebih baik untuk petugas polisi militer, termasuk membayar uang tambahan untuk bekerja malam hari dan uang keselamatan.
Klik Juga: Kembali Berulah, Residivis Tikam Korban Saat Mabuk
Atas tindakan itu, pemerintah mengancam akan mengajukan gugatan terhadap pemogokan yang diklaim ilegal. Dilansir dari BBC, Para pejabat mengatakan mereka akan menggelar pertemuan untuk membicarakan masalah itu, tapi hanya jika pemogokan diakhiri.
Sementara itu, Kepala Keamanan Negara, Andre Garcia mengatakan di halaman Facebook-nya, bahwa Kepala Kepolisian telah diganti dan saat ini komandan baru bertugas memulihkan ketertiban dan disiplin.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline